Yunki menggelengkan kepalanya dan mengusap kepalaku dengan sangat lembut, dan Yunki menyentuh daguku.
"Aku udah pernah bilang padamu, kalau sahabat-sahabat kamu mau ke rumah ya silahkan aja, walaupun aku enggak di rumah karena kerja. Silahkan aja sahabat-sahabat kamu main ke rumah, tapi aku tidak mengizinkan kamu pergi keluar tanpa adanya aku," jelas Yunki.
Tatapan Yunki benar-benar serius padaku, entah kenapa Yunki tidak mengizinkan aku pergi keluar tanpa dirinya. Yunki masih seperti merasakan ketakutan dan kecemasan padaku, sebenarnya ingin sekali aku bertanya padanya. Kenapa dia bertingkah seperti itu? Tapi, aku tidak berani dan akhirnya aku pasrah menuruti apa yang Yunki ucapkan.
"Oke sayang, aku akan mendengarkan apa yang kamu katakan barusan," kata aku sambil tersenyum.
Yunki melepaskan tangannya dari dagu aku, lalu mengatakan. "Kata-kata aku bukan untuk di dengar tapi di lakukan!" tegas Yunki.
"Siap Bos!"