Aku sangat yakin kalau saat ini wajahku benar-benar memerah seperti udang rebus akibat tingkah Yunki yang tiba-tiba mencium bibirku begitu aja.
"Sayang!"
Yunki langsung menarik tanganku dan aku langsung berada di pelukannya, entah kenapa Yunki hari ini benar-benar aneh. Yunki seperti tidak malu melakukan ini di depan gedung kantornya, aku mencoba melepaskan pelukannya namun Yunki mempererat pelukannya.
"Sa ... sayang, aku malu!"
"Kenapa harus malu?" tanya Yunki sambil menunduk ke bawah, karena jarak tinggi kami juga lumayan deh hehe.
Aku menggelengkan kepalaku dan malas membahas semuanya, aku mencoba menutupi wajahku agar orang-orang yang ada di kantor tidak melihatku. Sekilas aku melirik ke arah dalam dan melihat roda stroller kembar, aku langsung melepaskan pelukan Yunki begitu aja dan berlari menuju stroller.
"Jangan lari!" Yunki berteriak dan mengikuti langkah aku dari belakang.
"Anak ibu," ucapku setelah berdiri di depan stroller kembar.
