Berlari…
Aku berlari dan terus berlari sambil sesekali melihat ke belakang.
Nafasku tidak beraturan karena aku sudah berlari selama beberapa jam ini. Aku… aku menyesal. Kenapa? Kenapa aku yang harus mempertanggungjawabkan kebodohan mereka.
"Oh, akhirnya disini. Well, I hate to say this but… you don't fucking mess with us eh. No hard feeling!" Aku hanya terdiam dan setelah merasakan sakit dari tembakan ke kepalaku.
Aku masih memiliki kesadaran ketika mereka memastikan aku benar-benar tidak ada. Yang ada di hatiku hanya satu. Penyesalan kenapa aku bersama dengan seorang mata duitan dan tukang selingkuh sepertinya.
Semuanya dimulai beberapa bulan lalu. Aku seorang pria berumur 43 tahun. Menikah dengan seorang wanita berparas cantik yang merupakan temanku sejak kecil. Dia bernama Risa. Siapa yang sangka akan jadi begini. Awalnya aku sangat senang bisa menikah dengan wanita yang aku cintai. Tapi apa daya. Kenyataan segera menghantam diriku.
Ketika sudah tidak memiliki uang untuk memenuhi kebutuhannya dia memaksaku untuk melakukan pinjaman ke berbagai tempat. Ketika semuanya tidak cukup dia malah berselingkuh dariku. Dan akhirnya meninggalkan aku bersama putri kami Melati seorang diri.
Aku mengurus Melati dalam kemiskinan. Hingga adikku datang menolong. Aku memintanya mengurus Melati. Setidaknya… setidaknya walaupun aku akan diburu… Melati bisa hidup bahagia.
Dan inilah akhirnya. Setelah memastikan Melati aman bersama adikku aku langsung melaporkan diri ke kantor polisi untuk mempertanggungjawabkan semua yang sudah aku lakukan. Tapi salah… aku dibawa oleh polisi ke tempat eksekusi ketika orang yang memiliki uang itu adalah orang kaya. Dan aku berusaha lari. Setidaknya aku masih ingin melihat Melati walau dalam penjara. Dan aku pun akhirnya meninggalkan dunia ini.