Suara ledakan terdengar nyaring di luar. Mereka berempat menoleh ke arah sumber suara. Kemudian saling pandang, waspada. "Jangan-jangan," kata Vin tak melanjutkan perkataan nya.
"Yang tadi mau tembak kita pas di luar!" sahut Ellea dengan mata tegas dan tajam.
"Gawat! Sembunyi!" pekik Abimanyu. Allea masih merasakan sakit di kepala nya, terpaksa harus dipapah oleh Vin. "Ke mana nih?" tanya Vin yang berjalan di belakang Abi dan Ellea.
Rumah ini terlalu besar dengan banyak ruangan di mana- mana, mereka tersesat, dan juga bingung harus ke mana. Sementara suara derap kaki terdengar ramai tak jauh dari mereka. Hal itu membuat mereka mulai panik. "Ke sana," tunjuk Allea ke sebuah lukisan sebesar 1,5 meter yang menempel di tembok dekat mereka.