Farrel menyesap kopi yang di sajikan oleh Dini, dia sedang berkunjung ke rumah kedua sahabatnya itu tanpa sepengetahuan Reyna. Puterinya kebetulan memang belum menghubungi kalau akan pulang atau ke toko rotinya. Mungkin sebuah kesempatan untuk Farrel bicara mengenai obrolan tentang hubungan mereka yang merenggang setelah kejadian lama yang sudah Farrel lupakan.
"Bagaimana kabar orang tua kamu, Farrel?" tanya Bas memulai perbincangan.
Farrel menghela napas. "Masih belum berubah."
Dini duduk di dekat Bas, dia menatap Farrel penuh kasihan. Sedari dulu dia tahu bagaimana kehidupan satu sahabatnya itu, penuh sekali dengan kekangan dari sang Ibu. Kalau saja dia bisa untuk membantu sudah saat itu juga Dini bertindak. Naasnya dia hanya wanita biasa yang jauh dari kata … sempurna.
"Masih dendam sama beliau?" giliran Dini menyahut, Farrel membuang napas lelah. Entah kenapa jika mengenai hal itu dia tidak bisa langsung menjawabnya.