Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Four Different Lives In Another World

SuciptaYasha
--
chs / week
--
NOT RATINGS
20.6k
Views
Synopsis
Empat orang mahasiswa dari jakarta pergi liburan ke salah satu pantai yang ada di Bali, tapi saat mereka sedang asik berenang, tali merah misterius menenggelamkan dan menyeret mereka masuk ke dalam portal Saat terbangun, mereka menyadari kalau diri mereka sudah terlahir kembali menjadi seorang bayi di dunia lain, mereka terlahir di tempat yang berbeda, status yang berbeda dan bahkan ras yang berbeda Akankah mereka bertemu kembali dan menjadi teman lagi? Atau mereka akan menjadi musuh dan saling membunuh?
VIEW MORE

Chapter 1 - Chp 1: Prolog

Matahari bersinar sangat terik dan jalanan terlihat sangat sibuk. Di jalanan yang sibuk itu, sebuah bus biru melaju diatas asphalt dengan stabil

Di dalam bus hanya terdapat beberapa penumpang dan masih menyisakan banyak kursi, di tempat paling belakang terlihat 4 orang mahasiswa yang sedang berbincang dengan riang

"Huaaa... Akhirnya kita bisa liburan juga! Aku sudah muak dengan semua kesibukan kampus itu! "

Seorang gadis berambut merah muda meregangkan badanya dan berkata dengan riang, dia tampak sangat cantik dengan rambutnya yang diikat dan badannya yang ramping serta kedua payudara yang menonjol pada usianya yang ke-19 tahun

Karena dia sedang mengangkat tangannya dan meregangkan badannya, jadi payudaranya yang menonjol dapat terlihat sangat jelas

"Woahh.... "

Seorang pemuda berambut pirang sampai bahu dan juga sangat tampan yang duduk sebelahnya terlihat sangat kagum dan terus memandangi pegunungan muda itu dengan wajah memerah

"Hm? Apa yang kau lihat dasar Rian bodoh!"

"Eh? T-Tidak! "

Gadis itu menyadari kalau dia diperhatikan dengan mesum oleh pemuda disebelahnya yang dipanggil Rian. Rian panik dan terus menggelengkan kepalanya, tapi itu sudah terlambat

BUGH!

Gadis itu memukulnya sampai wajahnya menempel pada kaca jendela bus

Seorang Gadis berambut hitam dengan wajah bayinya yang terlihat imut dan polos sedikit tertawa melihat keakraban mereka dan bertanya kepada seorang pemuda di sampingnya

"Asri dan Rian benar-benar akrab ya?"

"Hmm.... Aku juga merasa mereka benar-benar cocok menjadi pasangan"

Seorang pemuda disamping gadis berambut hitam menjawab dengan datar, pemuda itu juga memiliki rambut hitam dan terlihat sangat tampan dengan wajah datarnya tapi ada kehangatan yang dalam dimatanya

"Apa yang kalian bicarakan! Mana mungkin aku berpasangan dengan orang mesum ini! "

Gadis yang bernama Asri itu menolaknya dengan keras, tapi rona merah di wajahnya itu terlihat sangat berlawanan dengan pernyataannya

"B-Benar! Mana mungkin aku mau dengan wanita kasar seperti dia! "

"Apa kau bilang!"

BUGH!

Pemuda bernama Rian juga membantahnya dengan wajah yang memerah setelah dia bangkit dari pukulan pertama, tapi perkataannya membuatnya mendapatkan pukulan kedua lagi

"Hehe, kalian benar-benar tidak bisa jujur ya.... "

Gadis berambut hitam tertawa kecil dan kembali menggoda pasangan Tsundere itu, pemuda disampingnya hanya tersenyum hangat melihat kejahilan gadis disampingnya yang membuat Asri tambah memerah

"B-bagaimana denganmu, Lisya? Bukankah kamu juga tidak jujur dengan perasaanmu? "

"Benar benar! Kau juga Ezra, kau hanya memasang wajah datar saat bersamanya, padahal kau sangat malu didalam hatimu, kan?"

Asri tidak mau kalah dan mencoba menggoda Gadis bernama Lisya dan Rian juga kembali bangkit dan menggoda pemuda bernama Ezra

Dia sepertinya sudah terbiasa dengan pukulan....

Ezra dan Lisya saling memandang satu sama lain, Lisya tersipu dan dia menundukan kepalanya sementara Ezra hanya memasang wajah datar dan memalingkan kepalanya kearah kanan, tapi jika dilihat dengan baik maka ada sedikit rona merah di pipinya

Melihat keduanya yang tersipu, Rian dan Asri senang seolah olah merekalah yang memenangkan pertandingan, mereka kemudian saling memberikan tos seolah-olah pertengkaran tadi tidak pernah terjadi

"Lupakan tentang itu, ngomong ngomong kita sudah hanpir sampai bersiaplah dan jangan lupakan barang-barang kalian"

Melihat keadaan mulai canggung, Ezra mengalihkan pembicaraan kalau bus mereka hampir sampai, itu bukan sekedar pengalihan, bus yang mereka naiki memang sudah benar-benar sampai

Segera, mereka bersiap siap dan mengamankan barang mereka agar tidak ketinggalan, setelah itu mereka turun dari bus

Saat mereka turun, pemandangan yang menakjubkan menyapu mata mereka, itu adalah pakaian dalam... Tidak hanya pakaian dalam tapi juga wanita-wanita seksi bertebaran dimana-mana dan hanya dengan pakaian dalam yang basah

Ya, mereka dipantai!

Mereka berempat adalah mahasiswa dari Jakarta di Universitas Mahadrani, mereka berempat adalah sahabat dari SMA dan saat mereka kuliah, mereka memasuki universitas yang sama

Mereka saat ini sedang liburan semester di pantai yang terkenal di Bali yaitu pantai Kuta

Pantai adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di kecamatan kuta, sebelah selatan Kota Denpasar, Bali di indonesia. Daerah ini merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal tahun 1970-an.

Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari tenggelam (sunset beach) sebagai lawan dari pantai sanur. Pantai Kuta juga terkenal memiliki ombak yang bagus untuk olahraga selancar (surfing), terutama bagi peselancar pemula.

Selain keindahan pantai, wisata pantai Kuta juga menawarkan berbagai jenis hiburan seperti bar, restoran, pertokoan, restoran, hotel, dan toko-toko kelontong, serta pedagang kaki lima di sepanjang pantai menuju Pantai Legian.

"Sayangnya kita disini hanya satu minggu.... " kata Asri sedih dan dianggapi dengan anggukan sedih ketiganya

"Ayo kita puaskan diri kita hari ini! "

Rian berteriak dan mengangkat tangannya, memicu semangat dihati teman temannya yang sedang sedih karena pendeknya liburan yang tersisa

Rian berlari dengan semangat dan berteriak

"Ladies I'm Coming! "

"Dasar mesum!"

BUGH!

Asri ikut berlari dan melompat dikepala Rian, sehingga kepalanya masuk ke dalam pasir

""Pfft""

Ezra dan Lisya berusaha menahan tawa bersamaan, mereka kemudian saling bertatapan satu sama lain

"Ayo"

Ezra tersenyum dan menarik tangan Lisya, sementara Lisya hanya menatap tangannya yang dipegang oleh Ezra dengan wajah memerah dan kemudian tersenyum hangat

----------------

Sudah 1 jam sejak mereka berempat bermain dipantai dan mereka sangat menikmatinya, ini adalah hal yang langka untuk mahasiswa yang sibuk seperti mereka

"Lisya kemarilah"

"Baik, aku datang!"

Saat ini mereka berempat berenang cukup jauh dari pesisir pantai

Asri memanggil Lisya untuk mendekat kearahnya yang berada cukup jauh dari pesisir dan Rian memperingati mereka

"Asri, jangan main terlalu jauh, itu berbahaya" kata Rian dengan khawatir

"Tidak apa, disini sama sekali tidak ada hiu dan jika aku tenggelam bukankah sudah ada dua pangeran tampan yang akan menyelamatkanku? " kata Asri menggoda Rian dan Ezra

"Walaupun begitu..... "

Rian tampaknya masih khawatir sementara Ezra juga ingin menenangkan Rian yang terlalu berlebihan, tapi sebelum melakukannya, sebuah kilatan cahaya merah terlihat di pantulan air yang ada dibawah Asri

'Apa itu? '

Ezra melirik Rian, Asri dan Lisya yang masih bercanda dan sepertinya mereka tidak menyadari kilatan merah itu

"Hahaha, kalau kamu tidak bisa menangkapku, maka aku tidak akan kembali" kata Asri sambil menertawakan Rian

"Heh, kalau begitu mari kita lihat sampai kapan kamu akan bertahan " Rian membalas Asri dengan ejekan

"Hihihi, Asri kamu benar benar jahil.... " Lisya tertawa kecil dan terlihat imut

'Mungkin aku salah lihat... '

Ezra menggelengkan kepalanya, dia hanya menyimpulkan kalau itu hanyalah halusinasi-nya dan kembali menenangkan dirinya

"Hehe, lihat kamu tidak bisa menangkapku? " Asri mengejek Rian

"Cih, kamu selalu menendangku saat aku sudah dekat, bagaimana caranya aku menangkapmu kalau begitu? " kata Rian kesal dengan wajah yang dipenuhi tanda kaki

"Hehe, seharusnya ka- Aaah"

Blup....

Sebelum Asri menyelesaikan kalimatnya, dia sudah tenggelam yang membuat Ezra sedikit terkejut karena dia melihat kilatan merah dibawah Asri sebelum dia tenggelam

"Heh, kamu hanya ingin mengerjaiku lagi kan? "

"Kamu sudah menggunakan trik itu berkali kali, saat aku mendekat kamu akan muncul dan menendangku, kan? " Rian terkekeh dengan trik Asri

Ezra memandangi di tempat Asri tadi, airnya sudah tenang, tidak ada tanda tanda seseorang berada disitu

"Sebaiknya hentikan saja itu...." Rian mengerutkan alisnya, ini sudah terlalu lama untuk seseorang bisa menahan nafasnya

Lisya juga sedikit khawatir, lalu dia berkata kepada Ezra

"Ezra... Sebaiknya kita memerik-Aaah!"

Blup.....

Lisya juga tenggelam dengan kilatan merah, Ezra terkejut, tidak mungkin Lisya bercanda disituasi seperti ini, tanpa aba aba Ezra langsung menyelam, Rian juga kaget dengan tenggelamnya Lisya, dia melihat Ezra menyelam dan mengikutinya

Di dalam air, Ezra dan Rian benar benar kaget melihat pemandangan yang ada di depannya

Jauh didasar pantai terdapat sebuah bangunan seperti altar dan di tengah altar itu terdapat sebuah lingkaran portal merah misterius yang mengeluarkan sesuatu seperti tali berwarna merah

Ezra menenangkan dirinya dan melihat sekeliling dan menemukan Asri dan Lisya yang pingsan dan ditarik oleh tali merah itu, Ezra berenang kearah Lisya dan Rian berenang kearah Asri

Ezra mendekati Lisya dan mencoba melepas tali merah itu, tapi saat Ezra menyentuh tali merah itu dia merasakan tangannya seperti disengat oleh cahaya merah itu dan itu sangat menyakitkan

"ARRGHH!"

Saat Ezra menyentuh tali merah itu dia berteriak kesakitan hingga membuat seteguk air memasuki mulutnya

Ezra kembali menutup mulutnya dan melihat tanggannya, tangannya telah hangus dan menjadi hitam kemerahan dan terus mengeluarkan darah dan terasa kaku sehingga tidak bisa digerakan

Ezra melihat kearah Rian, segera mata Ezra membulat sempurna, sebelum Rian sampai kepada Asri yang lebih jauh daripada Lisya karena dia ditarik terlebih dahulu, Rian sudah dililit oleh tali merah itu, Rian terus memberontak ingin melepaskan diri, tapi sengatan demi sengatan merah membanjiri tubuhnya

Seluruh tubuh Rian hancur, Rian sudah tidak bergerak lagi seolah olah dia telah mati dengan cara yang paling menyakitkan

Ezra putus asa, dia menyaksikan temannya mati dihadappan matanya sendiri, dia merasa pedih, dia mengeluarkan air mata yang segera disapu oleh air laut

Dengan matanya yang perih, Ezra melihat tali merah yang mendekatinya dan ingin melilitnya, Ezra yang putus asa menatap wajah cantik Lisya yang sedang pingsan

Satu demi satu memori kebersamaannya berputar dikepalanya seperti film

'Sampai matipun aku masih belum bisa mengungkapkan perasaanku lagi, ya..... '

'Menyedihkan..... '

Ezra membuka mulutnya, tidak menghiraukan berapa banyak air yang masuk ke dalam paru-parunya

Dengan satu gigitan besar, Ezra menggigit tali merah itu dan mengoyaknya bahkan menelan beberapa serpihan

Sengatan besar tiba tiba meledak ditubuhnya, kulitnya terbakar dan hancur, tulangnya terasa seperti sedang ditumbuk, matanya mengeluarkan darah serta giginya hancur

'Sedikit lagi! '

Ezra terus memaksakan dirinya, walaupun dia mati yang terpenting Lisya tetap hidup

Seperti memiliki kesadaran, ratusan tali merah keluar dari portal dan menyerbu kearah Ezra dengan cepat

JLEB!

JLEB!

JLEB!

Sudah bukan lagi melilit, ratusan tali merah menerjang seluruh tubuhnya, menghancurkan lengannya, menghancurkan kakinya, merobek ususnya, menembus matanya, memasuki mulutnya dan menghancurkan paru-parunya

Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit, Sakit.

Hanya itu yang dirasakannya

Rasanya sangat menyakitkan sampai dia tidak bisa merasakan apapun

Lalu kesadarannya menghilang bersamaan dengan tali merah yang menghancurkan jantungnya