Chereads / Berlabuh pada Ketetapan Nya / Chapter 10 - Aku Terperanjat

Chapter 10 - Aku Terperanjat

Seperti biasa, hari - hari di kota Singgah terasa sangat panas. Udaranya membuat Ziya terus berkeringat ditambah lagi dia harus pergi ke lantai tiga gedung A. Di hari itu untuk pertama kalinya dia masuk UKM CB. Ternyata di UKM itu didominasi oleh laki - laki. Sempat tarik ulur karena sedikit sekali perempuannya. Tapi akhirnya memilih untuk mencoba tidak ada salahnya.

Baru bercengkrama sebentar ternyata orang - orang di UKM itu sangat menyenangkan. Obrolan ringan dengan sedikit banyolan menjadikan suasana mencair. Oh ya, di hari itu hanya perkenalan dan akrabisasi saja. Ternyata ketua UKM berasal dari Kabupaten Manis, kota yang sering dia lewati kalo pulang pergi ke Singgahan. Sangat dekat dengan tempat tinggalnya. Orang itu bernama Arkhaisan. Setelah ketua, kakak kakak yang berperawakan tinggi putih, ada yang sawo matang, juga yang sedang, memperbaiki diri. Orang - orang itu sekilas terlihat berbeda, sepertinya mereka pernah hidup dalam fikroh yang sama dengannya. Tapi entahlah dia hanya asal menebak.

Ketika semua senior selesai berkenalan, giliran para anggota baru seperti Ziya dan yang lainnya memperkenalkan diri. Dimulai dari Indah si suara khas, Nisa, dan juga Indri. Ya, mereka teman yang Ziya ajak untuk bergabung. Setelah itu barulah Ziya memperkenalkan diri.

Arkhaisan mulai membuka pembicaraan dengannya di forum saat tau Ziya tinggal di kota Santri.

"Wah neng tau dong gunung 1000 tangga?" Tanya nya

"Tau a, sering ke sana apalagi waktu SMA, jadi tempat paling ekonomis buat anak rohis hehe."

"Wih! Ikutan rohis pas SMA nya? Berarti 2014 pernah gabung di acara rohis nasional pas di lembang dong?"

"Iya a saya ikut ke sana."

"Lah? Masa gak tau saya, saya yang mandu kegiatan pas di gedung loh hari ke 2."

"Udah - udah... Kalo mau nostalgia dan lebih intim lagi nanti ya di balik layar aja. Pak ketua gak perlu minta no hp nya juga, tenang udah lengkap ada di formulir hehehe." Sanggah Yono bendahara UKM.

Karena kota yang bertetanggaan pembicaraan mereka menjadi panjang seolah yang lain tidaklah penting. Tapi Ziya jadi tak menyangka di tempat sekecil dan se asing ini ternyata bukan hanya dia yang terdampar, Arkhaisan yang rupanya pemandu di hari ke dua juga tinggal di Singgahan sekarang

Sementara dua pasang mata saling tak menyangka pernah berada di tempat yang sama, dan sekarang dipertemukan di tempat ini dalam keadaan yang berbeda, di sisi lain si pengagum tak henti memperhatikan dengan penuh kerisauan. Bagaimana Han tidak risau, gadis yang sedang dia sukai terlihat akan lebih tertarik pada Arkhaisan.

"Oke sekarang yang terakhir, silahkan kang memperkenalkan diri" Yono menunjuk Han yang sedang merengut memperhatikan Arkhaisan.

"Hallo... Akang yang di pojok boleh memperkenalkan diri ya..."

"Hey mas jawa! perkenalan sana." Indri mencubit lengan Han.

Cubitan Indri menyadarkan Han. Dia memperkenalkan diri dengan amat singkat. Menyebutkan nama dan asalnya saja. Tak ada tambahan lain dan tak ada pula yang bertanya lebih tentangnya. 

Ziya menatap mata setiap orang yang memperhatikan Han. Kebanyakan mereka menyepelekannya, hanya karena dia urakan, jauh dari kata wajah mahasiswa pendidikan. Ada pula yang menatap dengan kesal karena Han membuat pertemuan semakin lama. Namun di sisi lain ada yang memperhatikan, menyelinap lebih dalam karena sepertinya ada keunikan tersendiri dari seorang Han.

Perkenalan singkat Han menjadi penutup pertemuan hari itu. Untuk selanjutnya akan dikabari lagi kapan dan dimana kegiatan UKM akan berlangsung. Walaupun UKM itu berbau komputer bukan berarti kegiatannya hanya akan terpaku dalam ruangan, katanya banyak rencana dan kegiatan di luar pula.

Jaket Hoodie dikenakannya, ditarik pula kupluknya hingga menutup kepala dan sebagian kecil wajahnya. Dia merasa sisepeekan dan tak ada yang menghargai di UKM tadi. Menjadi minder, itu yang dirasakannya.

"Tunggu Han!" Arkhaisan menghentikan langkah nya.

"Ada apa ya a?"

"Saya mau ngobrol bentar bisa? Ada perlu juga sih." Arkha bicara sembari membereskan berkas.

Langkah Han terhenti dan kembali duduk sembari menunggu ruang lab kosong. Selang Beberapa menit, di ruangan itu tersisa hanya Han dan Arkha.

"Kamu yang maen acoustic pas propes maba kan?" Arkha bertanya tanpa berbasa basi.

"Iya a, kenapa ya?"

"Saya mau ajak kamu colab nih, rencananya bikin cancel youtube bareng anak - anak CB."

"Aku pikirin dulu ya a." jawabnya datar

" oke, nanti kabarin aja ya. Oh ya, kalo ada rekomendasi penyanyi perempuan boleh diajak ya nanti kita tes dulu."

"Oke a. Aku duluan ya a, nanti kontekan aja." Han terburu - buru.

Terperanjat tanpa memikirkan apapun. Hanya tertuju pada nya. Bergegas melangkah berharap masih bisa sekedar melihatnya meski dari kejauhan. Ya, dari kejauhan. Karena mendekat terasa berat, bertahan terasa tak sanggup. Entah apa yang ada dibenak dan hati Han.

Saat berlari menelusuri lorong, dia melihat ke sekeliling tapi tak didapati meski hanya bayangannya saja. Dia menggaruk kepala yang sebenarnya tak gatal sama sekali. Tersenyum menyeringai, malu mengakui dirinya sudah menaruh hati pada gadis bemana Naziya.