"Jadi, mereka janjian di rumah Andi?" tanya Naya sambil menyandarkan punggungnya di sofa.
Aku menoleh ke arah Naya dan menghela napas panjang.
Gepeng masih belum mau mengaku tentang rencana Roullete, dan aku juga tidak ingin memaksanya untuk bercerita.
Kami hanya terus membaca rencana yang mereka buat di group rahasia itu.
"Kita gimana? Mau ikutan atau pura-pura nggak tahu aja?" tanyaku pelan.
Naca dan Naya langsung terdiam melihat ke arahku. Mereka lalu menggelengkan kepalanya pelan.
"No, gue nggak bisa diem aja waktu temen-temen gue berjuang!" seru Naya tanpa keraguan sedikit pun.
"Tapi Nay, memang apa yang bisa kita lakukan? Kita cuman bertiga, cewek pula! Menurut kamu, gimana caranya kita bisa bantu mereka?"
Semua orang terdiam mendengar pertanyaanku. Aku tahu ini sulit. Tapi ini penting.
Ruang tamu rumah Naca menjadi hening seketika.
"Menurut lo, kita bisa apa?" tanya Naca bingung.
"Entah! Menurut kamu, kita bisa apa?" tanyaku balik.