Mas Doni menyambutku dengan senyuman lebar saat aku keluar dari gedung putih, tempat pengesahan anggota organisasi pencak silat yang ku ikuti dilakukan. Mata pelatihku itu tak pernah lepas dari selendang putih yang kini telah melilit pinggangku dengan kuatnya. Aku tahu dia sedang bahagia, karena aku pun begitu.
Setelah lebih dari tiga tahun aku berjuang untuk mendapatkannya, akhirnya selendang itu pun menjadi milikku. Ini adalah bukti dari semua darah, keringat, dan air mata yang telah ku curahkan.
Namaku adalah Bayu, aku tinggal di salah satu kota kecil di Jawa Tengah, di mana di daerah kami, hampir semua pria berlatih pencak silat dari berbagai organisasi yang berbeda-beda. Aku sendiri bergabung dengan organisasi pencak silat Selendang Putih sedari tiga tahun yang lalu saat aku berumur 16 tahun.
Awalnya, aku bergabung karena ingin menjadi seorang atlet. Aku lemah di akademis, karena itulah aku ingin menjadi atlet agar bisa menunjang nilaiku.