Sudah tiga hari mereka berada di Bandung, dan sekarang mereka harus kembali ke Jakarta, menghadapi kenyataan, dan kerasnya hidup.
Alif sedang menyetir, pandangannya terfokus pada jalanan di hadapannya. Sementara Via yang duduk di sebelah Putri, tengah asik memainkan handphone baru yang Alif belikan untuknya.
"Kak," panggil Via pelan.
"Ya?"
"Kakak ikut aku ke Bandung, enggak pamitan sama Kak Reyhan, ya?"
Reyhan?
Putri tersenyum sinis, dan mengalihkan pandangannya keluar jendela.
Ia sudah banyak memikirkannya seharian ini. Tentang bagaimana harusnya hubungan mereka berlanjut.
Kalimat Alif selalu terngiang-ngiang di kepalanya, tentang Reyhan yang tidak mencintainya.
Dan setelah berpikir cukup keras, mengulang-ulang lagi memori kebersamaan mereka, sepertinya memang seperti itu.