Untuk kesekian kalinya Arga membanting berkas yang ada di tangannya. Ia merasa sangat kesal karena sekretarisnya itu terus saja membuat kesalahan.
"Pergilah!" bentak Arga.
Arga sendiri, memang tipe bos yang tidak bisa menolerir kesalahan yang berulang seperti ini.
Ia terlalu sibuk untuk mengurusi masalah yang sama berulang-ulang.
Drrrttt drrrttt ...
Benda persegi yang terletak di atas meja itu bergetar.
Dengan malas, Arga pun meraih benda itu, lalu memeriksanya.
Senyuman pria itu langsung mengembang begitu saja saat melihat nama Mika di layar.
Sebuah pesan masuk dari istrinya itu, orang paling berharga dalam hidupnya sekarang.
Betapa terkejutnya Arga saat membuka pesan dari istrinya.
Mika mengirimkan sebuah foto.
"Oh Tuhan!" pekik Arga sambil tergesa menyentuh ikon call pada layar ponselnya.
Tak lama, telepon pun tersambung.
"Mi, apa ini?" tanya Arga begitu Mika mengangkat teleponnya.
"Seperti yang Mas lihat!"
"Jangan bercanda!"