Tutt! Tutt! Tutt!
"Aih, shit!!" umpat Amber emosi, dia segera kembali ke website dan berusaha login ulang ke halaman akun.
Karena panik, Amber gagal mengingat kata sandi akunnya sendiri. Sementara, sudah ratusan email masuk. Dari wartawan kenalannya ataupun netizen yang masih menyimpan alamat emailnya.
"Aduh, Amber bego! Lo bodoh banget sih, Amber!!" teriaknya emosi seraya mengambil ponsel dan berlari pergi. Dia segera menuju ruang rapat utama di lantai tujuh dengan paniknya. Berlari dengan kencang dan hanya memakai sendal bulu-bulu kelinci miliknya.
Amber tidak bisa berpikir apapun, keringat dingin membasahi kepala sampai lehernya membuat kerah blouse nya basah. Dia mendobrak paksa pintu ruang rapat dan berlari menghampiri Zuan diikuti tatapan terkejut dari para pemegang saham, termasuk ibunya, Reyna.
Namun, Amber tidak peduli. Saat ini, urusannya jauh lebih penting daripada pembahasan monoton di sini.