Tatjana menundukkan kepalanya di hadapan Abraham.
"Papa, stop! Jangan salahin Ana," kata Irma menatap tak suka kepada ayahnya yang terus mengintimidasi Tatjana.
"Jadi, ini semua ulah kamu, Ana?" tanya Abraham tajam. "Kamu … kenapa melakukan perbuatan kotor ini!"
"Papa!"
"Diam, Irma! Anak kamu sudah keterlaluan, dia mencelakai orang lain."
"Ck!" Tatjana mendongak, menatap Abraham sinis. "Kenapa Ana harus menyesal dengan perbuatan yang seharusnya Ana lakukan sejak dulu?"
"Lihat tatapan matanya itu. Kamu berani melawan Grandpa?!" bentak Abraham cepat, dia menunjuk-nunjuk ke arah Tatjana menggunakan cerutunya.
"Bukankah seharusnya itu tugas anda, Grandpa Abraham? Mami saya selama bertahun-tahun harus hidup dalam kepahitan karena suaminya telah selingkuh secara terbuka. Ini semua karena Grandpa! Kalau Grandpa dulu sewaktu muda gak pernah selingkuhi Grandma, karma nggak akan berlaku kepada Mami Ana!!"