Satu minggu berlalu, saat ini tepat tanggal satu pada awal bulan. Yang di mana, jadwal rapat dewan redaksi akan dilakukan dalam beberapa menit lagi.
Semua permintaan Gunawan sudah terlaksana, Metta berhasil mengancam Abraham yang merupakan pemilik saham terbesar setelah Gunawan, Tatjana, Tita, dan Irma.
Gunawan berjalan dengan gagah menuju kursi CEO yang terletak di tengah-tengah. Semua orang yang berada di dalam sana sontak berdiri dan memberi hormat.
Tanpa basa-basi, rapat dimulai. Pembicaraan pertama mengenai tentang pembukaan cabang baru Titanium Air yang telah ditinjau oleh Gunawan beberapa bulan lalu. Sekretaris Gunawan tengah mempresentasikan proposal mereka, tetapi pria itu sama sekali tidak fokus mendengarkan.
"Pak?" panggil asistennya sambil berbisik.
Tetapi Gunawan tidak bergeming.
"Ah, sepertinya Pak Gunawan sedang memikirkan hal lain?" celetuk salah satu direktur TA.
"Pak?"