"Kita bicara di dalam ruangan Daddy!" Rara segera menarik Gunawan masuk dan duduk di sofa. Mereka duduk saling berhadapan dengan tangan wanita itu menggenggam erat tangan si pria. "Dad, ini tentang hidup dan mati aku."
Salah satu di antara mereka dengan tatapan yang paling datar menjawab, "cuma kekasih kan, Bu? Bukan istri, anak, ataupun pemilik jabatan penting di Titanium Air?"
"Sial!"
Bertepatan dengan itu, pintu terbuka dari dalam. Gunawan tengah menghantarkan para tamu keluar dengan raut wajah bahagia.
"Berhasil kah? Kalau iya, ini saat yang tepat buat mengajukan permohonan," gumam Rara licik sambil bersembunyi di balik tubuh bodyguard seperti king kong itu.
"Thanks Mr. Gunawan, semoga kerjasama kita lancar sampai finish."
"Sure."
Saat Gunawan ingin masuk kembali ke dalam ruangan, Rara segera keluar dan memeluk lengan pria itu. "Daddy!!"
"Hei," kata Gunawan terkejut. Dia sedikit membelalakkan matanya lalu tenang seperti biasa. "Ada apa ke mari?"