Menyesal, Merasa Bodoh
Jam lima sore esok harinya, Yuana siap dengan dress gold selutut, sepatu senada dan akaesoria simple yang mendukung. Make up simple tapi pas banget di wajahnya. Prastama terus saja tersenyum sepanjang jalan mereka menuju gedung tempat pernikahan.
"Papa senyum terus. Sebentar-sebentar lihat ke aku. Aku jadi salting, Pa," ucap Yuana.
"Sama Papa kok bisa salting. Sama Manfred baru salting." Papa tersenyum lebar.
"Non, Tuan sekarang happy terus ada Non Yuan di rumah," ujar Pak Didin, sopir pribadi Prastama.
"Benarkah, Pak Didin?" Yuana melihat Pak Didin yang tetap fokus menyetir.
"Iya. Waktu belum kontak sama Non Yuan, tiap hari galau. Apa-apa ga semangat. Sekarang, uuhh ... jauh ... cerah wajahnya, Non. Saya ikut senang," kata Pak Didin riang.