Chereads / MARSHMALLOW / Chapter 2 - Competition

Chapter 2 - Competition

𝑩𝒂𝒏𝒈𝒌𝒐𝒌, 𝑻𝒉𝒂𝒊𝒍𝒂𝒏𝒅 𝟎𝟗:𝟑𝟎 𝑨𝑴

𝐍𝐚𝐦𝐚 𝐋𝐚𝐡𝐢𝐫: 𝐍𝐚𝐭𝐭𝐚𝐝𝐚𝐧𝐚𝐢 𝐒𝐚𝐰𝐚𝐬𝐝𝐢𝐩𝐨𝐧

𝐍𝐚𝐦𝐚 𝐏𝐚𝐧𝐠𝐠𝐢𝐥𝐚𝐧: 𝐌𝐚𝐫𝐬𝐡

𝐓𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭 𝐋𝐚𝐡𝐢𝐫: 𝐁𝐚𝐧𝐠𝐤𝐨𝐤, 𝐓𝐡𝐚𝐢𝐥𝐚𝐧𝐝

𝐓𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥 𝐋𝐚𝐡𝐢𝐫: 𝟏𝟒 𝐉𝐚𝐧𝐮𝐚𝐫𝐢 (𝟏𝟕𝐭𝐡)

𝐓𝐢𝐧𝐠𝐠𝐢: 𝟏.𝟖𝟎𝐦

𝐃𝐞𝐬𝐜𝐫𝐢𝐩𝐭𝐢𝐨𝐧: 𝐒𝐨𝐫𝐨𝐭 𝐦𝐚𝐭𝐚 𝐭𝐚𝐣𝐚𝐦, 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐦𝐚𝐧𝐜𝐮𝐧𝐠, 𝐛𝐢𝐛𝐢𝐫 𝐭𝐞𝐛𝐚𝐥, 𝐫𝐚𝐡𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐠𝐚𝐬, 𝐝𝐚𝐧 𝐫𝐚𝐦𝐛𝐮𝐭 𝐡𝐢𝐭𝐚𝐦 𝐩𝐞𝐤𝐚𝐭.

𝐍𝐚𝐦𝐚 𝐋𝐚𝐡𝐢𝐫: 𝐏𝐡𝐮𝐫𝐢 𝐍𝐚𝐫𝐤𝐡𝐢𝐫𝐮𝐧𝐤𝐚𝐧𝐨𝐤

𝐍𝐚𝐦𝐚 𝐏𝐚𝐧𝐠𝐠𝐢𝐥𝐚𝐧: 𝐌𝐚𝐥𝐥𝐨𝐰

𝐓𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭 𝐋𝐚𝐡𝐢𝐫: 𝐁𝐚𝐧𝐠𝐤𝐨𝐤 𝐓𝐡𝐚𝐢𝐥𝐚𝐧𝐝

𝐓𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥 𝐋𝐚𝐡𝐢𝐫: 𝟏𝟐 𝐀𝐩𝐫𝐢𝐥 (𝟏𝟕𝐭𝐡)

𝐓𝐢𝐧𝐠𝐠𝐢: 𝟏.𝟕𝟓𝐦

𝐃𝐞𝐬𝐜𝐫𝐢𝐩𝐭𝐢𝐨𝐧: 𝐌𝐚𝐭𝐚 𝐛𝐮𝐥𝐚𝐭, 𝐬𝐨𝐫𝐨𝐭 𝐦𝐚𝐭𝐚 𝐭𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠, 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐦𝐮𝐧𝐠𝐢𝐥 𝐧𝐚𝐦𝐮𝐧 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐩𝐞𝐬𝐞𝐤, 𝐖𝐚𝐣𝐚𝐡 𝐛𝐮𝐥𝐚𝐭, 𝐛𝐢𝐛𝐢𝐫 𝐭𝐢𝐩𝐢𝐬, 𝐝𝐚𝐧 𝐫𝐚𝐦𝐛𝐮𝐭 𝐡𝐢𝐭𝐚𝐦.

BRUGH!

Marsh yang tengah berjalan sembari mengobrol bersama dua teman akrabnya mendadak harus jatuh tersungkur setelah bogem mentah menghantam wajah tampannya. Kedua teman Marsh yang shock seketika mematung. Sementara si pelaku pemukulan yang tak lain adalah musuh bebuyutan Marsh disekolah terdiam sembari menatap tajam kedua teman Marsh seolah tengah memperingatkan agar tidak ikut campur.

"Shit!" Umpat Marsh langsung bangkit dari posisinya.

Tidak terima wajah tampannya terluka Marsh langsung mencengkram kerah seragam orang yang telah memukulnya. Sorot matanya jelas memancarkan amarah yang tak terbendung lagi.

"Kurang ajar Lo! Cari ribut ma gue Lo?!"

BUGH!

Melancarkan aksi balas dendamnya Marsh pun langsung menghantamkan tinjauannya ke wajah musuhnya tersebut hingga jatuh tersungkur. Pertikaian tersebut tentunya menarik perhatian siswa-siswi disekitar sana hingga terkumpulah kerumunan yang menyaksikan keributan tersebut.

"Woi! Pisahin, pisahin, jangan diam aja!!" teriak seorang siswi.

"Satu orang laporan ke guru!" Teriak siswi lainnya.

Kedua teman Marsh yang sempat mematung seketika turun tangan dengan menarik tubuh Marsh yang nyaris saja kembali melayangkan pukulan untuk kedua kalinya. Sementara Mallow siswa yang memulai duluan pertikaian ini langsung bangkit dari posisi jatuhnya untuk membalas Marah namun tubuhnya lebih dulu ditahan oleh beberapa siswa lainnya.

"Lepasin gue, woi! Gue mau kasih pelajaran kebajingan satu ini!!" Teriak Mallow memberontak.

"Ngaca woi! Lo yang bajingan!" Sahut Marsh Tak terima.

"Udah Marah, tenangin diri Lo dulu. Ini sekolah.." kata salah satu teman Marsh.

"Sialan satu itu yang mulai duluan!" Marsh menatap tajam Mallow.

"Gue kagak bakal gini, kalau Lo dengerin peringatan gue tempo hari buat jauhin Lolli!" Pekik Mallow.

Priiitt!!!

Ditengah keributan yang terjadi antar Marsh dan Mallow tiba-tiba saja terdengar suara peluit yang tentu memekakkan telinga hampir seluruh siswa yang ada disana. Dari arah suara peluit tersebut datanglah seorang guru berparas cantik, yang amat disegani disekolah karena memegang jabatan sebagai guru GC (Guidance and Counseling), Tapi meski pun pada dasarnya dia adalah seorang pria.

"Ada apa ini?!" Tanya Guru tersebut tengan suara beratnya yang tegas.

Seketika suasana menjadi hening. Seluruh siswa mau pun siswi langsung terdiam tak berani untuk mengeluarkan suaranya. Membuat sosok guru tersebut menyadari kesalahannya.

"Ehem.." guru tersebut berdehem pelan, "Ada apa ini?" Tanya-nya dengan suara anggunnya sebagai wanita.

"Dia memukulku duluan, Mom Godji!" Marsh menunjuk Mallow.

"Tapi dia yang memulai masalah dengan ku duluan, Mom!" Mallow membela diri.

"Jangan memutar balikan fakta!" Teriak Marsh Tak terima.

"Siapa yang memutar balikan fakta?! Ini nyatanya!" Sahut Mallow sengit.

"STOP!" Bentak Guru yang akrab dipanggil Mom Godji itu menghentikan debat antara Mallow dan Marsh "Kalian berdua, ikut mom ke ruangan!".

———————————————————————

Ya, disinilah Marsh dan Mallow berakhir. Duduk menunduk di sebuah ruangan beraura suram, berhadapan langsung dengan guru paling dihindari disekolah.

"Marsh, Mallow kalian lagi, kalian lagi. Apa kalian tidak bosan. Katakan pada mom apa ini masih masalah yang sama?" Tanya mom Godji memastikan dugaannya.

Marsh mau pun Mallow Tak menjawab, membawa dugaan Mom Godji semakin kuat.

"Sungguh, Saya sangat lelah menghukum kalian. Semua hukuman tidak ada yang membuat kalian jera untuk membuat onar disekolah ini. Asal kalian tau ya, Lolli sudah jadian dengan Daniel, murid pindahan dari Amerika. Jadi hentikan saja persaingan kalian ini."

"APA?!" untuk pertama kalinya Marsh dan Mallow kompak.

"Mom, katakan jika ini tidak benar. Jangan melakukan kebohongan.." pinta Mallow setengah memohon.

"Kalian kira Mom berbohong? Pastikan saja sendiri sana jika tak percaya.." jawab Mom Godji dengan santainya

*****

Krrriinggg!

Bel sekolah tanda pulang sekolah telah berbunyi. Siswa mau pun siswi yang mulanya sudah menunjukkan tanda-tanda ingin masuk kealam mimpi mereka mendadak mendapatkan kembali separuh nyawa mereka. Satu persatu siswa-siswi berhamburan keluar sekolah, termaksud Lolli siswi primadona sekolah yang banyak menjadi rebutan para siswa.

"Kak Daniel~" Lolli melambaikan tangan berjari lentiknya kearah seorang Siswa bertubuh tegap yang kini berjalan kearahnya.

"Lolli, maaf membuat mu menunggu lama.." jawab Daniel ketika berada tepat didepan Lolli.

"Tidak kak, Lolli juga baru sampai ini.." kata Lolli dengan senyum manisnya.

"Yasudah, ayo pulang. Siang ini aku akan mengantarmu pulang.." ajak Daniel sembari mengulurkan tangannya.

Lolli pun meraih tangan besar Daniel dan menautkan genggaman mereka. Layaknya pasangan pada umumnya mereka berjalan dengan santai seolah ingin berlama-lama untuk bersama. Tanpa Lolli dan Daniel sadari ada dua orang siswa yang kini berjalan dibelakang mereka dengan tatapan membunuh.

"Harusnya aku yang ada disamping Lolli sekarang.." batin Marsh yang ingin sekali memisahkan gandengan tangan Lolli dan Daniel.

"Lolli, apa kau buta?! Jelas-jelas aku lebih tampan dari Daniel.." gerutu Mallow dalam hatinya.

"Lolli, malam nanti pembukaan taman hiburan. Mau pergi bersamaku?" Tanya Daniel.

"Eh? Tentu saja Lolli mau. Tapi Lolli pasti tidak diizinkan keluar dengan orang tua Lolli.." jawab Lolli dengan nada sedih.

"Baby, my sweet heart, belahan jiwaku biar aku yang bicara pada orang tua Lolli untuk izin.." kata Daniel sembari mengusap lembut rambut Lolli membuat dua orang dibelakangnya berekspresi seolah ingin muntah.

"Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja.." batin Mallow yang kini telah diselimuti aura hitam.

"Akan aku kacaukan kencan mereka.." batin Mallow sembari meremas jemari tangannya sendiri.

Tidak kuat melihat kemanisan dari pasangan yang baru saja meresmikan hubungan mereka Mallow pun dengan sengaja berjalan dengan menyela diantara Daniel dan Lolli membuat kedua sejoli itu terpaksa harus memisahkan diri.

"Permisi ya, aku sedang buru-buru.." kata Mallow.

Melihat tingkah Mallow, Marsh pun Tak mau kalah "Permisi, permisi ini jalanan umum.."

Daniel, dan Lolli tak menunjukkan ekspresi apa pun. Mereka hanya mengendikan bahu mereka lalu kembali saling menggandeng. Mungkin kekuatan pasangan baru sangat kuat.

____________________________________________

Sesuai dengan janjinya Daniel dengan stelan kemeja, dan celana jeans yang rapi baru saja memarkirkan motornya dihalaman rumah dari gadis yang ia cintai. Tanpa sedikit pun rasa ragu pemuda yang tengah kasmaran itu langsung berjalan menuju pintu rumah Lolli.

Sementara itu dari balik sebuah tong sampah besar seorang pemuda berhoodie hitam tengah mengawasi setiap pergerakkan Daniel. Tak hanya itu dari balik tanaman hias yang ada didepan pagar rumah Lolli, bersebrangan dengan tong sampah besar satu lagi sosok berhoodie hitam tengah mengintai seperti singa yang siap menerkam.

Tidak sampai 1 menit Daniel tampak dipersilahkan masuk oleh seorang wanita paruh baya yang membukakan pintu untuknya. Tak butuh waktu lama untuk Daniel setelahnya keluar bersama Lolli membuat dua sosok yang tengah bersembunyi memperhatikannya semakin geram.

Dengan wajah yang berseri-seri dan senyum lebar keduanya menaiki motor. Setelah memasang Helm Lolli memeluk pinggang Daniel dengan erat membuat dua orang yang tengah mengintai mereka mulai merasakan panas dalam dirinya. Tanpa membuang waktu lagi Daniel pun mulai menarik gas motornya dan benda bermesin kebanggaannya itu pun berjalan.

SRAAK BRUGH!

Dua sosok berhoodie hitam itu akhirnya melompat keluar dari tempat persembunyian mereka disaat bersamaan, dan karena itu pula-lah keduanya harus terjatuh karena bertabrakan. Topi Hoodie tersingkap, pandangan saling bertemu, dan jika ini adalah komik mungkin sudah muncul aliran listrik yang menghubungkan mata mereka.

"Marsh/Mallow!" Keduanya sama-sama terkejut.

"Tsk! Sialan mimpi apa aku bertemu dengan biang masalah!" Gerutu Mallow langsung berdiri dari posisinya sembari membersihkan celananya.

"Cih. Sial sekali aku malam ini bertemu dengan biang keributan!" Sahut Marah sinis ikut bangun dari posisi jatuhnya dan membersihkan celana bagian belakangnya.

Marsh dan Mallow langsung menjaga jarak mereka sekitar 2 meter dan memilih untuk memperhatikan sekitaran berharap ada taxi yang lewat. Seperti sudah ditakdirkan dari kejauhan munculah sorot lampu kendaraan yang perlahan mendekat dan semakin jelas bahwa itu adalah mobil taxi.

"Taxi!" Teriak Marsh & Mallow Disaat yang sama membuat mereka langsung berpandangan melemparkan tatapan tajam.

Mobil taxi berhenti tepat di pertengahan Marsh dan Mallow. Dua pemuda itu pun langsung berlari kearah mobil untuk mendapatkannya lebih dulu, namun yang terjadi justru tangan mereka saling berpegangan pada pembuka pintu.

"Singkirkan tangan Lo!" Kata Mallow sembari menatap Marsh tajam.

"Lo yang harusnya singkirkan!" Sahut Marsh Tak mau menyingkirkan tangannya.

"Oh, lo nantang gue huh?!"

"Lo pikir gue takut ma Lo!"

Marsh mau pun Mallow mulai saling dorong. Pandangan mereka sudah layaknya singa yang kelaparan. Tak lupa Marsh menggulung kemeja panjangnya keatas, kemudian keduannya langsung mengambil kuda-kuda untuk berkelahi.