Melody menggeliat pelan dan mengerjapkan matanya lalu melirik jam dinding, waktu masih gelap gulita. Panji yang merasakan adanya gerakan dari Melody menjadi terusik dan membuka matanya perlahan.
"Kenapa sayang?" Panji memeluk Melody yang tampak gelisah.
"Gakpapa, kupikir kesiangan. Ternyata masih gelap," ucap Melody kembali membenamkan tubuhnya di bawah selimut.
"Mau biar gak dingin?" tanya Panji memancingnya.
"Mau lah, ibadah juga kan?" Melody terkekeh melihat wajah genit suaminya.
"Syukurlah, kamu paham maksudku." Panji beranjak dari kasur dan membasuh wajahnya di wastafel, Melody pun melakukan hal yang sama dengan suaminya.
"Sudah ready, Mas." Melody mempersilahkan suaminya meminta haknya.
"Terima kasih sayangku," ucap Panji. Lalu, Panji menciumnya lembut dan sudah sudah pasti membuatnya melayang.
Melody yang memahami suaminya mulai beradaptasi dengan tindakan Panji. Ia mengecup bibir Panji lembut.
"Luar biasa," ucap Panji terkekeh.