Melody berinisiatif mengambilkan tisu dan membantu menyeka pipinya yang basah. Melody masih berpikir dan bertanya-tanya ada apa dengan Feli dan Kakaknya saat itu.
"Kalau saja aku datang lebih cepat, Erwin masih bisa diselamatkan," ucap Feli terbata.
"Mbak, buket bunga di makam Mas Erwin, aku sama ibu belum tahu itu dari siapa hingga 3 tahun Mas berpulang," ucap Melody sedih.
"Akupun sama, kamu tahu, setiap aku datang ke makamnya selalu ada buket bunga itu, aku pun meletakkan buket bunga yang berbeda jika kamu mengetahui.
"Jadi siapa? Ya Tuhan, Mas Erwin orang baik, setega itu mereka menghilangkan nyawanya." Melody bertanya dengan suara bergetar.
"Kumohon jangan sampai Panji tahu, kita bisa sama-sama mencari tahu dengan cara kita. Aku takut, Mel." Feli menggenggam jemari tangan Melody.
"Cari tahu dengan cara apa lagi, Mbak? Polisi saja sudah nyerah dan nutup kasusnya, kita bisa apa," kata Melody putus asa.
