Setiap mengunjungi makam Erwin dan Santi, ia selalu bersedih. Melody menatap makam dua orang yang ia sayang.
"Doa sayang, jangan nangis terus. Nanti mereka ikutan sedih," ucap Panji mengusap punggung istrinya lembut.
"Aku kangen mereka, Mas." Melody mengusap pipinya yang basah.
"Doakan saja, sekarang yang penting buat mereka hanya doa," jawab Panji sambil merangkul pundak istrinya.
Setelah nyekar, mereka kembali ke rumah untuk beristirahat sejenak sebelum kembali ke Jakarta. Melody yang memang mengenal baik tetangga kanan kirinya menyapa sapaan setiap orang yang kebetulan berpapasan dengannya.
"Mel, apa kabar? Ini anaknya?" tanya salah satu ibu-ibu yang rumahnya tidak jauh dari kediaman Melody sendiri.
"Baik, Bu. Iya," jawab. Melody ramah.
"Sehat-sehat ya, Nduk. Kami ikut bangga kamu jadi Istri orang penting." Wanita itu menatap Melody bangga. Ia salah satu saksi hidup betapa tidak mudahnya Melody melewati masa-masa kelamnya tanpa kehadiran seorang ayah.