Setelah mengantar Melody pulang ke rumah, Panji kembali ke kantor untuk meneruskan pekerjaannya. Namun, sepertinya ia perlu untuk menemui Felishia terlebih dahulu karena wanita itu ditahan oleh anak buahnya.
"Jangan dikasari, bagaimanapun juga dia pernah jadi Istriku," kata Panji kepada anak buahnya. Ia memasuki ruangan dimana Feli diamankan.
"Hallo, Feli. Apa kabar?" Panji duduk di depan Feli yang muak melihat wajah mantan suaminya.
"Cih, segitu cintanya kamu sama dia!" Feli mencibir tindakan Panji yang menurutnya berlebihan.
"Sepertinya kamu lupa, bahwa aku pun pernah di posisi itu kepadamu dulu. Sayangnya kamu terlalu baik dengan pria-pria yang hanya menginginkan tubuhmu tapi tidak menghormatimu sebagai wanita," jawab Panji tak kalah sengit. Feli tidak berkutik dengan jawaban Panji. Ia memandang mantan suaminya itu penuh benci.
"Kok diam? Kalau tidak benar lawan dong," ucap Panji dengan tawa mengejek mantan istrinya.