Chereads / Suami Bayaran (Kawin Kontrak) / Chapter 3 - Episode 03

Chapter 3 - Episode 03

Di rumah Titah

Di ruang tv..

"Nuwun, ndara romo sepuh, menika kopi susu ugi wedang jae ne sampun siap, silahkan ndara romo sepuh"

(Permisi, ndara romo sepuh, ini kopi susu dan wedang jahe nya sudah siap, silahkan ndara romo sepuh), kata Asih.

"Maturnuwun nggih Asih"

(Terimakasih ya Asih), sambung mbah Wiro.

"Inggih sami-sami ndara romo sepuh"

(Iya sama-sama ndara romo sepuh), kata Asih lagi.

"Oh inggih, Asih kalimengan kawula, panjenengan dinten menika mangsak punapa kagem dhahar rahina ?"

(Oh iya, Asih lupa saya, kamu hari ini masak apa untuk makan siang ?), tanya mbah Sakiman.

"Wonten ulam goreng, sambal, ugi jangan sup, kerupuk, ugi bakwan, ndara romo sepuh"

(Ada ikan goreng, sambal, dan sayur sup, kerupuk, dan bakwan, ndara romo sepuh), jawab Asih.

"Menawi kagem dhahar dalu ne punapa Asih ?"

(Kalau untuk makan maamnya apa Asih ?), tanya mbah Wiro.

"Menawi kagem dhahar dalu mbak Titah, ndara romo sepuh ingkang memasaknya"

(Kalau untuk makan malam mbak Titah, ndara romo sepuh yang memasaknya), jawab Asih lagi.

"Oh inggih kalimengan kawula, nggih sampun panjenengan pareng dhateng wingking iseh atau ngaso ugi pareng"

(Oh iya lupa saya, ya sudah kamu boleh ke belakang lagi atau istirahat juga boleh), kata mbah Sakiman.

"Inggih, nuwun ndara romo sepuh"

(Iya, permisi ndara romo sepuh), sambung Asih.

"Inggih"

(Iya), kata mbah Wiro.

Di kampus Titah

Di taman kampus..

"Tah, tah, Titah..", Ridwan memanggil Titah.

"Iya, eh elu, wan kenapa ?", tanya Titah.

"Ada yang mau gue omongin nih", jawab Ridwan.

"Oh gitu ya, ya sudah yuk kita ke mall sekalian kita makan siang bersama", kata Titah.

"Yuk..!!", sambung Ridwan.

Di depan kampus..

"Emm elu ya tah, gue cari ternyata di sini", keluh Kamil.

"Eh unta Arab gak kebalik tuh", keluh Titah.

"Meaning ?"

(Maksudnya ?), tanya Kamil.

"I'm looking for you first, not you looking for me, where the hell you been miles, it's trying to get close with his brother. good, huh ?"

(Saya yang mencari mu duluan, bukan kamu yang mencari saya, kamu darimana saja sih mil, itu ya lagi mencoba pdkt dengan adiknya Bagus ya ?), tanya Titah.

"No, just take my car and don't mention it, I just came from the college library, so get in my car"

(Enggak, enak saja ya sudah yuk naik mobilku dan jangan di bahas, tadi saya habis dari perpustakaan kampus, cepat naik ke mobilku), kata Kamil.

"Okay, kamil, wan is no Gia"

(Oke Kamil, wan itu ada Gia), sambung Titah.

"Oh yes, my dear Gia"

(Oh iya, sayangku Gia), kata Ridwan.

"Yes, my love, why ?"

(Ya cintaku, kenapa ?), tanya Gia.

"Get on my bike and let's go"

(Naik ke motorku dan kita pergi), jawab Ridwan.

"Wait, get on your bike and where are we going ?"

(Tunggu, naik ke motormu dan memangnya kita mau kemana ?), tanya Gia lagi.

"Take a ride on my bike, dear, we've been left by kamil and by order"

(Nanti juga kamu tau, naik saja dulu ke motorku, hayo sayang ku, kita sudah di tinggal oleh Kamil dan juga Titah), jawab Ridwan lagi.

"Okay, let's go"

(Oke, yuk jalan), kata Gia.

"Ready..!!"

(Siap..!!), seru Ridwan.

Beberapa minggu kemudian..

Di rumah Titah

Di kamar Titah..

"Alhamdulillah ulangan semester sudah selesai", kata Titah.

Di meja makan..

"Mangga ndara romo sepuh sarapan ne sampun jagi"

(Silahkan ndara romo sepuh sarapannya sudah siap), kata Asih.

"Inggih Asih, maturnuwun nggih Asih"

(Iya Asih, terimakasih ya Asih), sambung mbah Wiro.

"Inggih ndara romo sepuh, sami-sami"

(Iya ndara romo sepuh, sama-sama), kata Asih lagi.

"Oh inggih Asih, Titah pundi ?"

(Oh iya Asih, Titah mana ?), tanya mbah Sakiman.

"Dereng mandhap ndara romo sepuh, taksih wonten teng kamar"

(Belum turun ndara romo sepuh, masih ada di kamar), jawab Asih.

"Asih, kawula suwun tolong nggih, tolong panjenengan aturi Titah teng kamare nggih"

(Asih, saya minta tolong ya, tolong kamu panggil Titah di kamarnya ya), pinta mbah Wiro.

"Mboten perlu ndara romo sepuh"

(Tidak perlu ndara romo sepuh), kata Asih.

"Loh kok mboten mboten perlu sih"

(Loh kok tidak perlu sih), sambung mbah Wiro.

"Inggih, punapa ?"

(Iya, kenapa ?), tanya mbah Sakiman lagi.

"Apunten sadurunge ndara romo sepuh, punika mbak Titah"

(Maaf sebelumnya ndara romo sepuh, itu mbak Titah), jawab Asih lagi.

"Oh..!!", seru mbah Sakiman dan mbah Wiro.

"Good morning"

(Selamat pagi), kata Titah.

"Good morning to my granddaughter"

(Pagi juga cucu ku), sambung mbah Sakiman.

"Breakfast first, my granddaughter"

(Sarapan dulu nduk), kata mbah Wiro.

"Yes grandpa, oh yes grandpa my friends are staying here can you come grandpa, because tomorrow we are going to the purwokerto holiday ?"

(Iya mbah, oh iya mbah nanti teman-teman saya mau menginap di sini boleh kan mbah, soalnya besok kan kita mau pergi liburan ke purwokerto ?), tanya Titah.

"Allow"

(Boleh), jawab mbah Sakiman.

"Yes, of course, just a moment, Asih.."

(Iya tentu saja boleh, tunggu sebentar ya, Asih..), jawab mbah Wiro.

"Inggih ndara romo sepuh, enten menapa ?"

(Iya ndara romo sepuh, ada apa ?), tanya Asih.

"Nangke panjenengan tumut Titah nggih dhateng mini market, kagem mundhut, temannya kresa menginap teng dalem ugi panjenengan pindhah mundhut kagem benjing nggih, soale benjing Titah ugi temannya tindak liburan"

(Nanti kamu ikut Titah ya ke mini market, untuk belanja, temannya mau menginap di rumah dan kamu sekalian belanja untuk besok ya, soalnya besok Titah dan temannya pergi liburan), jawab mbah Wiro lagi.

"Inggih ndara romo sepuh"

(Iya ndara romo sepuh), kata Asih lagi.

"Oh inggih kalimengan menika yatra ne Asih, kagem mundhut"

(Oh iya lupa ini uangnya Asih, untuk belanja), sambung mbah Sakiman lagi.

"Inggih ndara romo sepuh, nuwun"

(Iya ndara romo sepuh, permisi), kata Asih.

"Inggih..!!"

(Iya..!!), seru Titah, mbah Sakiman, dan mbah Wiro.

"Oh ja mijn kleinzoon zal je semester herhalen, hoe is het gedaan of niet ?"

(Oh iya nduk lanjut ke ulangan semesteran mu, bagaimana sudah selesai atau belum ?), tanya mbah Sakiman.

"Alhamdulillah is afgewerkt grootvader, OH Ja, grootvader, zal graag wat leuk, als de Titah thuis is van een vakantie ?"

(Alhamdulillah sudah selesai mbah, oh iya mbah, nanti mau dibawakan apa, kalau Titah sudah pulang dari liburan ?), tanya Titah.

"Als wat grootouders zijn, tot aan jou, en de belangrijkste en belangrijkste ding ga je naar huis met gezonde en overlevenden, mijn kleinkinderen"

(Kalau mbah apa saja, terserah kamu, dan yang utama dan yang paling penting adalah kamu pulang dengan keadaan sehat dan selamat ya nduk), jawab mbah Sakiman.

"You're the same as my granddaughter, but there's actually one more granddaughter stuck in her heart"

(Mbah juga sama nduk, tapi sebenarnya ada satu lagi nduk yang mengganjal di hati si mbah), jawab mbah Wiro.

"Is that grandpa ?"

(Apa itu mbah ?), tanya Titah lagi.

"Great-grandchildren for grandpa"

(Cicit untuk mbah), jawab mbah Wiro lagi.

"Anyway, grandpa, your room's ready"

(Di bahas lagi, ya sudah deh mbah, Titah ke kamar dulu ya), keluh Titah.

"Yes"

(Iya), kata mbah Sakiman dan mbah Wiro.