Chereads / Fake Nerd CEO / Chapter 10 - Pertengkaran si Kembar

Chapter 10 - Pertengkaran si Kembar

Revan berkali-kali menghembuskan nafas beratnya, mengingat besok adalah hari tunangannya dengan si cewek gila. Kalau ada kesempatan dirinya ingin melarikan diri, dari semua orang yang selalu memaksanya. Tapi resikonya juga besar, kalau sampai ia lari dari tanggung jawab dan mempermalukan keluarnya.

"Revan, apa semuanya sudah siap?" tanya si kembaran.

"Bukan urusan kamu."

"Aiss kenapa sih sama aku ketus banget? Yang agak ramah dikit napa? Kasihan nanti calon istri kamu kalau kabur gimana?" tegur Reyno.

"Biarin aja, aku juga tidak peduli."

"Ihh parah banget, bisa-bisanya cewek itu mau sama kamu? Pasti cewek itu cuma pengen harta kamu doang," sindir Reyno.

"Maksudnya seperti cewek-cewekmu? Bukankah mereka semua juga menginginkan hartamu? Bahkan setiap harinya kamu menghabiskan ratusan juta untuk mereka? Apakah itu semua yang kamu maksud? Hm tidak perlu dijelaskan juga, karena aku sudah memahami semuanya," sindir balik Revan.

"Kenapa sih kamu selalu mengungkit hal itu? Iya aku tah, mereka semua memang tidak dipungkiri banyak sekali meminta yang macam-macam. Tetapi aku juga dengan senang hati memberikannya, karena aku mencintai pacar-pacarku. Jadi tidak masalah dan aku mau memberikan apa saja, aku punya banyak uang dan setiap harinya akan bertambah bukan berkurang," ujar Reyno disertai kesombongannya.

"Tidak ada harta yang terus bertambah setiap harinya, kalau kamu mengelolanya dengan tidak benar. Jangan kamu pikir aku diam, tapi aku tidak memantaumu. Bahkan aku mengetahui segalanya, tanpa harus repot-repot bertanya padamu," terang Revan sembari bersedekap di depan dada.

"Sebenarnya apa maumu?" kesal Reyno sembari mencengkram kerah kemeja yang dikenakan kembarannya.

"Aku hanya memperingatkan, untuk tidak terlalu berfoya-foya hanya untuk menyenangkan para wanita. Semua harta yang kita punya hanyalah titipan semata, jadi jangan terlalu berbangga apalagi menyombongkan kekayaan yang kamu punya. Semua itu hanyalah semu," nasihat Revan.

"Jangan campuri urusanku, kita mempunyai kehidupan yang berbeda. Aku dan kamu memiliki perbedaan yang sangat mencolok, aku bukan dirimu yang bisa hidup hanya dengan memegang buku dan pulpen. Aku adalah laki-laki normal, yang memiliki nafsu dan membutuhkan wanita untuk aku jadikan pelampiasannya." terang Reyno.

"Aku tidak pernah mencampuri urusanmu, bahkan kamu membawa pacar pacarmu itu datang ke rumah ini aku juga diam saja. Lantas di mana yang kamu maksud aku mencampuri urusanmu?" sindir Revan membuat Reyno semakin emosi.

"Kamu tuh benar-benar ya..."

"Heiii sedang apa kalian berdua?" sahut Kevin selaku sang papa.

Reyno buru-buru menurunkan tangannya, sebelum papanya salah paham. Di mata papanya Reyno adalah anak yang paling dibanggakan di antara keduanya, untuk itu sebisa mungkin Reyno akan menjaga citra baiknya supaya tetap menjadi anak kesayangan.

"Apa kalian mau berantem?" tuduh Kevin.

"Tidak papa, kita berdua hanya sedang latihan akting saja. Iya kan, Van?" elak Reyno.

"Aku mau ke kamar." Revan tidak memperdulikan pertanyaan dari papanya, karena semua penjelasannya juga pasti pasti sia-sia saja, karena papanya akan selalu memihak pada si anak pertama.

"Anak itu dari dulu sampai sekarang tidak pernah berubah," batin Kevin.

Ratu lagi nongkrong sama temen-temennya di sebuah kafe dekat sekolahan, ada banyak sekali anak-anak yang nongkrong di cafe tersebut. Dikarenakan harganya terjangkau, tempatnya juga sangat enak di buat nongkrong sampai berjam-jam.

"Kenapa itu muka ditekuk mulu?" tanya Naila sembari memakan kentang goreng.

"Apa uang jajan kamu habis? Tenang aja nanti aku yang bayar," sahut Andin.

"Sembarangan kalau ngomong, uang jajan aku setiap harinya banyak ditambah lagi, sekarang ada pemasukan tambahan dari seseorang." Apa yang dikatakan Ratu membuat teman-temannya keheranan.

"Maksudnya?" tanya Andin.

"Pemasukan tambahan dari mana? Papa kamu ngasih uang jajan lebih?" tebak Naila.

"Bukan dari orang tuaku, kalau dari mereka mah uang jajan tetap segitu-gitu aja. Ada orang lain, yang sebentar lagi akan menyongsong uang jajanku dua kali lipat," ujar Ratu.

"Lantas siapakah seseorang tersebut? Apa kamu tidak ada niatan untuk memberitahu kita?" tanya Naila.

"Kalian sudah pernah melihat siapa orang itu, bahkan sudah beberapa kali kalian melihatnya," ujar Ratu penuh dengan teka-teki.

"Siaapa sih? Jadi penasaran gini?" kesal Andin karena sahabatnya tak kunjung memberitahu.

"Ratu? Nanti malam kamu ada acara tidak? Aku pengen ngajakin kamu jalan," tanya seorang laki-laki muda, lebih tepatnya kakak kelasnya Ratu.

"Mau jalan ke mana sih, Ndra?" tanya Ratu.

"Ya ke mana aja gitu? Ke mall juga ayok, sama kamu mah aku udah siapin kantong yang tebel," ujar Andra.

"Kalau aku enggak mau? Aku sedang malas pergi ke mana-mana," tolak Ratu.

"Ayolah, bukankah kita sudah lama tidak jalan bersama? Emm kamu boleh ajak temen-temen kamu juga deh, ayolah yayaya?" bujuk Andra.

"Kenapa sih kamu enggak ngajakin yang lainnya aja? Kayak Alyna, gitu? Setahuku kan dia juga jomblo, kenapa kamu enggak ngejar dia aja?" heran Ratu.

"Yahh ngapain juga aku harus ngajakin dia? Sedangkan aku tuh sukanya sama kamu, masa iya kamu enggak peka? Dari awal kamu masuk di sekolah, aku tuh udah suka sama kamu dan bahkan sampai sekarang aku masih berjuang," terang Andra.

"Sepertinya kamu harus mengundurkan diri, kan aku sudah memilih untuk bersama laki-laki lain," ujar Ratu membuat Andra seketika membulatkan matanya.

"Siapa laki-laki yang kamu pilih? Apa dia satu sekolahan dengan kita juga? Apa aku mengenalnya? Apa dia lebih tampan dari aku? Apa dia lebih kaya dari aku?" tanya Andra yang mulai panik karena banyak saingan.

"Tentunya dia lebih segalanya dibandingkan kamu, sebaiknya kamu jangan terlalu berharap lebih. Aku nanti takut kalau kamu jatuh, rasanya akan sangat sakit. Jadi aku memperingatkan kamu dari sekarang," ujar Ratu.

"Apa itu artinya kamu sudah pacaran dengannya?" tanya Andra membuat Ratu bingung harus menjawabnya bagaimana.

"Ya belum sih."

"Nah itu artinya aku masih punya kesempatan untuk mendapatkan kamu, nanti malam aku tunggu di rumahnya Nayla. Setelah itu kita pergi ke mall sama-sama, aku traktir kalian bertiga. Sampai jumpa nanti malam." Andra begitu kekeuh untuk jalan-jalan nanti malam.

"Dia itu kenapa sih enggak bisa dibilangin? Padahal kan tadi aku udah bilang,naku lagi malas keluar. Tetep aja dipaksa," kesa Ratu.

"Yaudah sih enggak papa, lagian gratis juga. Lumayanlah nanti malam kita porotin dia haha," sahut Naila.

"Kebetulan aku juga lagi pengen beli dress baru hehe, asikk nanti dibayarin sama Andra uhuyyy," girang Andin.

"Yeuuu dasar pemburu gratisan," ledek Ratu.

"Btw kamu masih utang penjelasan sama kita, tentang siapa seseorang yang kamu maksud tadi? Pokoknya cepat atau lambat, kamu harus menceritakan siapa seseorang tersebut, karena kita akan menagihnya," ujar Naila.

"Emm dia adalah..?"

JANGAN LUPA TINGGALKAN

VOTE DAN COMENT

TERIMAKASIH.