Ramadhan sudah berjalan 20 hari. Aku mencoba mengevaluasi kinerja team aku dan juga bisnisku. Sudah saatnya aku melepas lelah dengan pulang kampung dan bertemu orang tuaku. Sujud dan bersyukur memiliki kedua orang tua yang luar biasa, aku harus segera lakukan. Di usia yang sudah senja, kami hanya bisa melakukan hal -hal kecil dan belum bisa menyediakan waktu yang banyak untuk mereka. Mereka adalah orang tua yang faham dengan kondisi anaknya, apalagi aku sebagai anak pertama. Aku anak pertama yang terlihat sukses karena aku memiliki Perusahaan dan karyawan serta Profesi yang mentereng yaitu sebagai konsultan. Namun, dengan kondisi bisnis di era Covid , adalah kondisi yang tidak mudah. Banting stir untuk memiliki bisnis yang baru tidak mudah , bahkan sangat sangat tidak mudah karena tidak ada asset yang bisa digunakan sebagai modal. Asset yang nol, merupakan problem dalamm hidupku. Aku harus menata kondisi finansialku dari Nol, namun biaya hidup terus saja membengkak. Aku harus berpacu dengan waktu yang terbatas karena usiaku sudah tidak muda lagi. Langkah apa yang harus aku lakukan dengan tulang tulang yang sudah semakin rapuh, dengan ambisi ingin menjadi seorang yanh dermawan