Hari-hari Dino terasa melelahkan. Anak lelaki itu terus saja menatap layar komputernya tanpa hati. Rasanya ia tak ingin malam datang. Baginya tidur hanya membuang-buang waktu. Tak heran jika ia kerap tertidur di atas mejanya dengan komputer yang menyala. Ibu yang menyadari kebiasaan Dino tak mampu menegurnya. Wanita itu dengan penuh kasih menyelimuti tubuh Dino dengan selimut agar bisa tidur dengan nyenyak. Memadamkan lampu kamar dan menyalakan lampu tidur untuknya.
Bahkan Dino sampai lupa mandi. Jika saja Ibu tidak mengatakan tubuhnya sangat bau. Dino dan Ibu menghabiskan waktu makan di tempat yang berbeda. Itu semua karena besarnya rasa keingintahuan Dino mengenai permainan yang sedang Ruri dan Sesilia ikuti.
Meski merasa lelah, namun Dino tetap saja membaca banyak artikel yang berhubungan dengan pabrik Tuan Kagamura. Sebuah artikel pun menarik perhatiannya.