Ayah terbangun sambil meringis. Ternyata meski ia tidur sambil mengorok, tubuhnya tak terbiasa tidur beralaskan tenda saja. Ayah menggerakkan tubuhnya ke kanan dan kiri berharap bisa merasa lebih baik.
Tak menemukan Roy di dalam tenda, Ayah menyangka temannya telah pergi mencari sesuatu untuk di makan. Tetapi Ayah salah, karena saat ini Roy terlihat pucat seperti ketakutan.
"Ada apa dengan wajahmu? Apa yang terjadi? Apa ada hewan yang sudah menyerangmu?" tanya Ayah dengan wajah hawatir. Matanya terus saja memperhatikan bagian tubuh Roy. Membuat Ayah ikut menjadi takut.
"Apa kau tak membawa sesuatu untuk melindungi diri?" sambung Ayah sambil terus menatap sekitaran area.
"Maafkan aku," ucap Roy dengan wajah penuh rasa bersalah.
Ayah merasa bingung dan lantas memutuskan duduk di sebelah temannya.
"Aku menghilangkan alat buatan Dino!" seru Roy diikuti hembusan napas berat dari mulutnya. Tak tau harus mengatakan apa, sedangkan mereka sangat membutuhkan alat itu sekarang.