Ruri yang merasa kesal akan sikap Bili pun lantas berniat pergi meninggalkannya.
"Kau tak akan bisa keluar. Pintu tak akan terbuka jika bukan penanggung jawab yang membukakannya. Kau harus tetap di sini setidaknya sampai kegiatan peserta lain selesai."
Ruri mendengkus kesal. Ia terpaksa kembali ke bangku yang ada di sebelah Bili.
"Kau tau kenapa aku memintamu menemaniku di sini?" tanya Bili dengan tatapan sendu.
Ruri hanya terdiam membiarkan Bili mengatakan apa yang ia ingin katakan.
"Aku lelah dan merasa ingin beristirahat. Itulah mengapa aku berpura-pura sakit. Agar tak merasa bosan, aku meminta kau menemaniku. Sekarang berbaringlah di ranjang kosong itu. kau bisa menikmati waktu istirahatmu."
Ruri kembali kesal. Ia tak menyangka Bili memiliki akal yang buruk seperti itu. Tetapi ia teringat akan buih yang ada di mulut Bili. Sehingga ia pun bertanya, "Bagaimana dengan buih di mulutmu? Apa itu hanya buatan saja?"