Ruri terbaring di atas ranjang dengan kedua mata terpejam. Tubuhnya terasa lemas dengan pendengaran yang masih bekerja.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang? Apa kita membiarkannya begitu saja?" ucap seorang wanita. Suaranya lembut dan setengah berbisik.
"Kita tunggu saja. Sebentar lagi dia juga sadar sendiri."
Udara terasa dingin saat itu, dengan aroma khas rumah sakit. Sedikit memaksakan diri untuk menggerakkan tubuh, namun tak berarti. Seakan akal dan tubuhnya tak lagi saling berhubungan. Sekuat apapun akal meminta tangan dan kaki bergerak, tetapi mereka tetap diam tanpa menurut.