Semakin melangkah ke dalam, ruangan itu kian gelap. Tak dapat melihat apapun, bahkan jika diraba hanya terdapat dinding di bagian atas dan kedua sisi samping. Dinding yang terbuat dari batu bata. Ruri yakin pasti ia butuh menekan sesuatu untuk membukanya. Terus merasa, namun Ruri merasa kesulitan. Ruangan itu sangat gelap bahkan Ruri tak mampu melihat tangannya sendiri. Butuh pencahayaan, namun Ruri merasa yakin tak ada benda yang mampu membantunya. Tidak ada senter begitu pula lili atau sejenisnya di rumah itu.
Tak ingin menyia-nyiakan waktunya. Ruri memastikan tangannya berada di dinding terujung. Lalu menyentuh batu bata yang ada di sudut bawah. Satu per satu batu bata ia tekan, berharap tak ada yang terlewati. Saat ia membelakangi pintu masuk lorong sebuah cahaya kuning terlihat samar.
