Ibu akhirnya kembali pulang. Jhon yang lebih dulu mengetahui pun segera menghampirinya. Ia menanyakan dari mana saja wanita itu.
"Aku bertemu dengan temanku dan kami berbincang. Kau tau, jika wanita telah lama tak bertemu. Butuh waktu lama untuk menghentikan pembicaraan!" jelas Ibu dengan tenangnya.
"Apa kau lupa sudah melewatkan dua jam makan siang?" tanya Ayah.
"Yah. Maafkan aku. Malam ini aku akan menyediakan makanan yang paling enak!"
Sebuah aroma menusuk hidung Jhon. Pria gembul itu terus saja mengenduskan hidung. Hingga kini wajahnya mendekat ke arah sebuah pelastik yang tergeletak di atas meja.
"Steak!" jeritnya riang.
"aku akan segera menyediakannya!" jawab Ibu.
Malam ini Roy ikut makan bersama mereka.
"Jhon jangan menghabiskan seluruhnya. Kau harus meninggalkan lebih banyak untukku. Lihat tubuhku yang kurus ini. Aku perlu banyak gizi!" ujar Dino.
"Ayolah! Meski tubuhku gemuk. Aku sangat jarang makan daging seperti ini. Apalagi aku tau, ini daging impor!" jelas Jhon
