Pengawal itu jelas kaget mendengar semua penjelasan Susi. Ia tak menyangka dokter cantik yang ada di hadapan dirinya adalah si gadis yang suka melompat.
"Pantas saja kau memintaku untuk tidak kaget ataupun tertawa. Nyaris saja aku melakukannya, andai saja kau tak lebih dulu memperingatkanku," ucap pria itu.
Suasana seketika berubah. Wajah kaku dan sikap tegas memudar, berganti dengan tatapan tenang dan sikap yang tenang. Keduanya terlihat lebih akrab dengan seringnya terlihat senyum di wajah mereka.
"Tapi bagaimana bisa? Aku sungguh tak menyangka semua ini terjadi. Aku tak mengerti mengapa Tuan Muda nekad melakukan semua ini. Padahal ia tahu aku dan Tuan Alienski akan selalu ada untuknya. Jika sudah begini, jelas aku tak tau harus melakukan apa lagi."
Nada sedih penuh kecewa, pria itu kerap menyalahkan dirinya. Ia merunduk dengan cemas menunjukkan isi hatinya. Hanya Susi yang menjadi harapannya saat ini. Ia tahu, Susi sangat menyayangi Anamura layaknya keluarganya sendiri.