Leona hadir tanpa diketahui seorang pun. Wanita itu menunjukkan wajah kesal setiap kali memasuki rumah labirin. Rasa marah dan kecewa hadir mengingat ibunya tak mengizinkannya untuk bekerja di tempat ini. Seakan ia tak dipercaya, bahkan ia bersedia menjadi perawart saja. Namun, ibunya menentang keras semua keinginannya.
Wanita yang memiliki tatapan mematikan itu selalu memandang orang dengan tatapan liarnya. Ia tak mudah percaya kepada orang lain, sehingga ia sulit melakukan kerja sama. Itulah yang menjadi alasan Nyonya XX melarangnya bekerja di tempat ini.
Selain suka seenaknya melakukan banyak hal yang mungkin membahayakan. Namun, ia juga suka bertindak tanpa membicarakan terlebih dahulu. Jelas sikap ini bisa mengagalkan semua rencana Nyonya XX. Seakan Nyonya XX menyadari kalau Leona memiliki akal licik seperti dirinya. Hingga tak heran kalau wanita itu selalu lebih maju dari Leo-kembarannya.