Ruri merasa kaget akan kedatangan seorang pemuda yang menyembunyikan wajahnya dengan hoodie. Pria itu terus memandangi Ruri denggan tatapan kemarahan. Merasa bingung akan apa yang terjadi, Ruri memutuskan untuk mengabaikan sosok yang ada di hadapannya.
"Aku sudah berada di dunia permainan. Aku tau itu. Tapi bagaimana bisa ada orang lain selain aku di sini?" gumam Ruri. Ia terus menatap cemas kepada sosok yang ada di hadapannya.
Pria itu mulai melangkah mendekati Ruri. Tubuhnya terlihat lebih kurus dan rendah daripada Ruri, namun kulitnya begitu pucat layaknya mayat. Sontak Ruri segera melirik pada kulitnya, tetapi tetap saja tak seputih kulit pria itu.
"Enggak mungkin, dia enggak nyata. Aku yakin itu!" seru Ruri. Ia dengan sengaja memejamkan mata dan menutupi wajahnya dengan telapak tangan.
Seketika angin segar menyentuh kulit Ruri. Angin itu cukup kuat hingga membuat tubuh Ruri melangkah ke arah belakang.