Dering telepon Leo berbunyi. Namun, ia terlihat enggan mengangkat. Wajahnya menunjukkan rasa cemas, ia terus saja berjalan mondar mandir tak karuan. Dering telepon terhenti dan kembali berbunyi. Namun, Leo hanya melirik kesal dan mengabaikannya.
"Apa kau tak mendengar dering telepon? Atau kau sengaja mengabaikannyaDering telepon Leo berbunyi, wajahnya terlihat cemas dan terus mondar mandir tak jelas. Ia melirik ke arah layar, namun terlihat enggan untuk mengangkat telepon masuk. Dering sempat berhenti lalu kembali berbunyi. Leo masih saja enggan mengangkat panggilan masuk.
"Mengapa kau membiarkan panggilanmu? Apa kau sengaja menghindarinya?" tanya Lita yang tiba-tiba menghampirinya.
"Hah! Terkadang aku merasa lebih baik menjadi anak tunggal!"
"Kalau boleh aku menebak, apa itu kakak perempuanmu?"
Leo tak bisa mengelak. Namun, ia enggan melanjutkan pembicaraan. Sehingga ia memilih untuk menyimpan ponselnya dan berlalu pergi.
"Salah paham antar saudara itu hal yang biasa kok."