Nona Faquella menangis. Sejadi-jadinya.
"Aku menyayangi Nyonya Inggrid. Jadi, apa yang akan terjadi padamu nantinta, aku akan mendoakan yang terbaik untukmu. Aku pasti mendoakanmu."
"Aku hanya memikirkan tentang bagaimana kehidupan setelah meninggal. Apakah aku akan berada di dalam syurga atau neraka? Aku bukanlah orang yang baik."
"Tidak. Nyonya Inggrid sangat baik."
"Bagaimana pun, aku juga seorang pendosa."
"Tidak ada orang yang tidak berdosa. Akan tetapi, Nyonya Inggrid selalu memberikan yang terbaik."
"Perjalananmu pasti akan menyenangkan. Tuhan Maha Melihat dan Mendengar, Nyonya Inggrid."
"Kau benar. Kalau begitu, aku akan pergi... Ingat segala wasiatku."
Nyonya Inggrid memejamkan matanya. Ia mencoba untuk tertidur.
Nona Faquella melirik ke sisi yang lainnya.