Raja Ansell marah bukan kepalang.
Cara untuk mengakhiri semua ini bukanlah melenyapkan Azura, akan tetapi membunuh Sang Pemimpin.
Raja Ansell pun segera membuat rencana dalam pikirannya untuk membunuh Sang Pemimpin.
Pertama, dia harus bisa mendekat kepada Sang Pemimpin sedekat-dekatnya. Lalu, ia akan mengeluarkan pedangnya, menusuk tepat di jantung Sang Pemimpin.
Hal ini sudah pernah dilakukan oleh Raja Ansell tatkala dirinya menghadapi monster-monster kejam. Meskipun kini Sang Pemimpin bukanlah seorang monster yang tak berakal, Raja Ansell yakin kalau rencananya ini berhasil.
Lelaki itu berjalan mendekat ke arah Sang Pemimpin. Namun, Azura malah menghalanginya. Gadis itu sudah memiliki mata yang putih sepenuhnya. Tanda kalau dia dikendalikan seutuhnya oleh Sang Pemimpin.
"CIH! Kau yang pengecut! Kau bahkan menjadikan Azura sebagai tameng atas dirimu!! Menjijikkan sekali!!"