Penyergapan kepada Sang Pemimpin dimulai. Raja Ansell dan Azura melakukan sebuah perjalanan yang sangat amat melelahkan. Mereka berdua bahkan harus melewati kota yang begitu panas, hutan, dan juga pantai yang gersang.
Kini, mereka baru saja tiba di bagian kota yang panas layaknya sebuah padang pasir. Seluruh prajurit sudah meneteskan peluh mereka masing-masing. Mereka sangat kelelahan. Bahkan sangat lemas. Seakan tak mampu melakukan perjalanan ini lagi.
Azura pun melihat ke arah Raja Ansell. Perasaan simpatiknya tak dapat disangkal pun turut hadir di sana. "Raja, apakah kita harus beristirahat dulu?"
Raja Ansell tampak kelelahan. Lelaki itu tak terbiasa untuk melakukan sebuah perjalanan jarak jauh. Ia lebih banyak berada di balik meja, mengurus kepentingan administrasi. Tidak mengherankan jika Raja Ansell merasakan kelelahan ekstra.