"Sekarang ini .. aku tidak menceritakan tentang kepedihanku. Melainkan, aku ingin mendiskusikan sesuatu kepadamu."
"Apa yang ingin Ratu diskusikan denganku?"
Sang Ratu memberikan instruksi kepada Tuan Muda Behzad untuk pergi. Ia hanya ingin bicara empat mata dengan puteranya.
Selepas kepergian Tuan Muda Behzad, Pangeran Ansell dan Sang Ratu pun diam. Tidak ada salah satu pun di antara mereka yang hendak membuka pembicaraan. Bibir mereka terlalu kaku untuk menguntai kata satu dengan yang lainnya.
Dalam keheningan tersebut, Sang Ratu seakan meneliti wajah Pangeran Ansell. Anak ini memanglah anaknya. Walaupun di satu sisi yang lainnya, dia juga bukan anaknya.
Pangeran Ansell menghembuskan napas, "Dia sudah tidak ada di sini. Kalau Ratu mencari sosoknya yang asli."