Brian sedikit mengernyit ketika dia memasuki kamar presidensial. Dia tidak tahu apakah itu kebetulan atau semacamnya. Kamar yang dipesan Secil sebenarnya adalah tempat dia dan wanita yang masih tidak tahu siapa itu dua tahun lalu menjadi gila dalam semalam.
"Ada apa?" Secil menuangkan segelas air ke Brian.
Brian menyesap dan malah bertanya: "Kenapa aku tidak pulang dan hidup?"
"Aku ingin bertemu denganmu dulu, jadi ..." Secil tersenyum ringan dengan sentuhan licik di matanya, "Aku mengatakan kepada mereka untuk kembali besok."
Mata elang Brian berkonsentrasi pada Secil dengan erat. Akhirnya, sudut bibir tipisnya muncul dengan senyuman.
Secil melangkah maju, duduk di samping Brian, melingkari lengannya dan menyandarkan kepalanya ke pundaknya. Dia sengaja mengabaikan rasa sakit di perutku, "Aku tidak akan kembali malam ini, oke?" Ada sedikit kehangatan dalam suaranya, "Bawa aku pulang besok pagi."