Marcel mengangkat wajahnya dengan terkejut dan memandang wajah Samuel, lalu sedikit terdiam.
Mengangkat cangkir dan memimnumnya. Samuel meminum perlahan, aroma lembut di mulutnya penuh dengan nafas haus darah.
"Apa salah?" Samuel menatap cuek Marcel, melihat ekspresi terkejutnya membuat sudut dimulutnya tersenyum.
Jakun Marcel naik turun, tatapannya menatap heran, "Ketika Samuel sudah memutuskan, tidak ada yang salah dengan itu!" berguling ke bawah, matanya terpusat keheranan, "Sejak Samuel telah memutuskan, tidak ada yang salah dengan itu!"
Senyuman di wajah Samuel menjadi lebih dalam. Dia meletakkan gelas yang berisi anggur merah, bangkit dan berjalan keluar dengan satu tangan di saku terlihat tidak peduli.
Marcel buru-buru membuka pintu. Suara bising di luar seperti akhir dari dunia.
