Ziyan berhenti di tempatnya, dia tidak bisa melihat Brian dengan jelas tapi dia tahu bahwa Brian sedang mengawasinya.
Mobil itu perlahan melaju melewati kerumunan media, Ziyan tidak menoleh ke belakang sampai mobil itu menghilang di ujung jalan.
"Kupikir kamu akan mendukung Brian" Sebuah suara yang lembut datang dari belakangnya.
Ziyan melihat ke belakang, dan dengan tenang berteriak, "Bibi kedua!" Alvi berdiri di samping Ziyan dengan senyum tipis di bibirnya, riasan wajah dengan kesombongan yang terhormat, "Aku tidak memberikan suara ku, aku juga berharap kamu melakukan yang aku lakukan. Kamu tahu kenapa?"
"Apa itu?" Ucap Ziyan dengan tatapan yang dalam, dan kemudian melirik Alvi, "Ada hal yang harus aku lakukan di Fiirma Hukum ku, kita berbicara lain kali ya." Setelah mengucapkan hal tersebut, dia melangkah pergi ke tempat parkir.
Alvi tidak bergerak, tetapi diam-diam menatap punggung Ziyan dengan senyum yang dalam di wajahnya.
...
