Setelah Briana berulang kali membujuk, akhirnya Ellena bersedia untuk makan. Namun, baru tiga sendok bubur itu masuk ke mulut Ellena, suara bel rumah seketika memecah dan mengalihkan perhatian mereka.
Briana langsung menghentikan kegiatannya, lalu meletakkan mangkuk bubur itu di atas meja.
"Ada yang datang, Bu," lirih Ellena sedikit tertegun.
"Iya, Elle," jawab Briana singkat.
"Biarkan saya yang membuka pintu," ucap Joana segera berjalan dari dapur dan segera menghampiri pintu depan.
Tak lama kemudian, Joana telah kembali dengan seorang pria tampan berperawakan tinggi dan berkulit putih yang memakai kemeja abu-abu muda dan celana berwarna selaras dengan kemejanya, hanya saja tampak sedikit gelap.
Terlihat sangat rapi dan berkarisma. Belum lagi sepatu hitam dan kacamata yang melekat di wajahnya. Makin membuat pria itu tampak berwibawa.