Lucas terdiam dan tidak ingin menimpali ucapan Ellena. Dia takut percakapan itu akan menjadi panjang dan berakhir dengan pertengkaran.
Sebaiknya aku memikirkan cara untuk meredam amarah Ellena. Aku bisa gila jika dia terus-terusan seperti ini. Batin Lucas berapi-api.
Sedangkan Ellena tidak lagi mengungkit kejadi di kantor tadi. Ya, sepertinya kesal seharian karena cemburu telah menguras banyak energinya. Kini dia memejamkan mata untuk menenangkan pikiran.
"Sayang, bangunlah kita sudah sampai di rumah," ucap Lucas mengusap lembut pipi Ellena.
Sebenarnya bisa saja Lucas langsung mengangkat Ellena ke kamar mereka. Akan tetapi, dia takut wanita itu akan marah dan semakin membencinya.
"Bangun, Sayang, kita sudah sampai." Sekali lagi Lucas mencoba membangunkan sang istri.
Ellena menggeliat karena merasa tidurnya terganggu. Sekilas kemudian mengerjapkan mata beberapa kali.