"Ya, tentu saj ...." Ellena menggantung ucapannya saat mendapati sosok tidak asing di depan mata.
Ellena tercengang menatap pria yang dia kenal sangat dekat, tengah berdiri tepat di balik etalase, berhadapan dengan dirinya. Entah sejak kapan pria itu berdiri di sana. Tak ada senyuman di wajahnya. Bahkan ekspresinya pun terlihat sangat datar.
"Kee-Keenan?" lirih Ellena masih tertegun menatap sosok yang dimaksud.
Ya, pria itu adalah Keenan. Entah ada keperluan apa hingga dia berani datang ke toko Ellena. Kedatangannya tentu bukan semata-mata ingin membeli kue. Pasti ada sesuatu hal yang mendorongnya hingga datang ke tempat itu.
Hal itu sungguh membuat Ellena bingung harus bagaimana menghadapi Keenan saat ini. Sebisa mungkin dia berusaha menetralkan perasaan dengan cara melebarkan senyuman. Namun sayang sekali, tidak ada tanggapan positif dari pria itu.