Martin menatap lurus ke depan sambil mengepalkan kedua tangannya. Diayunkannya lengan kekar berotot itu dengan langkah yang sedikit tergesa-gesa melewati lorong rumah sakit. Wajah memerah dan rahangnya yang mengeras, menandakan bahwa dia sedang memendam amarah. Bahkan, tampak urat yang menonjol di sekitar pelipisnya.
Setelah mendengarkan penjelasan dari Ellena, saat itu juga dia memutuskan untuk menyelesaikan masalah yang membuat hatinya bergejolak. Meskipun Ellena sudah berulang kali menolak dan membujuknya agar tidak melakukan hal yang gegabah, dia tetap saja memaksa dan tidak ingin peduli dengan permintaan kakaknya.
Martin jelas tidak terima kakaknya diperlakukan seperti itu oleh Lucas. Walau bagaimanapun, dia adalah satu-satunya saudara lelaki yang dimiliki oleh Ellena, jadi sudah sewajarnya jika dia berusaha menjaga dan melindungi kakaknya itu.