Ellena membaringkan tubuh di atas tempat tidur sambil menatap langit-langit kamarnya. Malam ini rasanya sulit sekali untuk dia memejamkan mata. Keenan adalah salah satu yang menjadi objek pikirannya saat ini.
Akhirnya, semesta mempertemukan kembali dirinya dengan sang kekasih. Takdir Tuhan memang sudah menjadi hak paten yang tidak bisa diubah oleh siapa pun. Jika takdir kita merah, maka tidak akan bisa berubah menjadi hijau. Sama halnya dengan Ellena. Sekeras apa pun dia menghindar dari Keenan, tetap takdirlah yang memiliki peran.
Perasaannya malam ini bercampur aduk. Di satu sisi, dia merasa tenang karena sudah dipertemukan kembali dengan Keenan. Setidaknya, dia memiliki kesempatan untuk mengungkap apa yang selama ini dia sembunyikan dari pria itu. Namun, di sisi lain dia juga khawatir akan kondisi Keenan saat ini.