Chereads / Wedding Agreement With CEO (Indonesia) / Chapter 28 - Wanita Tak Tahu Malu!

Chapter 28 - Wanita Tak Tahu Malu!

Ellena masih melakukan hal yang sama. Menyuapi Lucas. Semakin lama, akhirnya dia bisa mengatasi rasa canggungnya. Berhadapan dengan Lucas dalam jarak yang sangat dekat, memang cukup membuat jantungnya berdebar. Ya, memang selalu seperti itu. Dia sendiri tidak mengerti, kenapa debaran itu selalu terasa hebat saat bersama dengan Lucas.

Tidak ada satu sendok pun makanan yang ditolak oleh Lucas. Tatapannya masih sama. Namun, suara dering ponsel yang berbunyi, tiba-tiba mengalihkan perhatian keduanya. Kegiatan mereka pun terhenti.

Lucas melirik ponsel yang masih berada di genggamannya. Pun dengan Ellena yang juga melakukan hal yang sama. Hanya dalam hitungan detik, ponsel itu telah beralih ke telinga Lucas.

"Hallo, Alex!" sapa Lucas datar.

"Apa?"

Lucas tampak terlonjak saat mendengar kabar dari Alex. Tanpa sadar dia mengangkat sebagian tubuhnya dan terduduk di sofa. Bahkan, dia seolah-olah lupa akan rasa sakit di kepalanya. Entah Alex membawa berita apa, sehingga membuatnya sangat terkejut seperti itu.

"Bagaimana mungkin dia berani datang ke kantor?" tanyanya heran.

"Aku tidak mau tahu! Usir dia sekarang juga, dan pastikan bahwa dia tidak akan berani untuk menemuiku lagi!" tegas Lucas dan kemudian langsung mematikan saluran telepon itu.

Seketika rahangnya mengeras. Tampaknya, berita dari Alex benar-benar telah membuatnya sangat meradang. Dia mengepalkan tangannya dengan begitu kuat. Hal itu sontak mencuri perhatian Ellena.

"Kau ada masalah?" Dengan rasa ragu Ellena bertanya.

Bukan karena Ellena ingin mencampuri urusan Lucas. Sebenarnya, dia bisa saja mengabaikan hal itu. Akan tetapi, ekspresi Lucas kali ini berhasil membuatnya merasa iba. Terlebih lagi, saat sedang sakit seperti itu.

"Bukan urusanmu!" ketus Lucas seraya menoleh sejenak ke arah Ellena, sebelum kemudian membuang muka kembali.

"Baiklah, jika kau memang tidak ingin bercerita." Ellena langsung menyerah begitu mendapat tanggapan yang tidak menyenangkan dari Lucas. "Kau ingin melanjutkan sarapanmu?" tanyanya kemudian.

"Tidak!"

Ellena menghela napas pendek. Lagi-lagi Lucas bersikap dingin dan sinis terhadapnya. Dia bingung, kenapa Lucas bisa semarah itu hanya karena pertanyaan sepele darinya. Akh, Dia menjadi menyesal karena telah berbasa-basi dan sok peduli. Padahal, seharusnya dia abaikan saja kegeraman Lucas.

"Baiklah, aku akan pergi. Barangkali kau butuh waktu sendiri untuk menenangkan pikiran," sindir Ellena seraya bangkit.

Sindirannya kali ini sontak membuat Lucas mendelik kesal. Namun, Ellena segera beranjak dari tempat itu, seolah tidak ingin memberi Lucas kesempatan untuk berkomentar.

"Dasar pria aneh! sebentar marah-marah, sebentar baik lagi. Sebenarnya apa yang dia inginkan?" gerutu Ellena yang tentu masih bisa terdengar oleh Lucas.

Tampaknya Ellena lupa dengan pendengaran tajam Lucas. Bagaimana pun dia mengucapkan kalimat itu dengan sangat pelan, nyatanya Lucas masih bisa mendengar apa yang dia ucapkan.

"Apa yang kau katakan? Kau mengataiku pria aneh?" Lucas mencibir dan menatap sinis ke arah Ellena.

Langkah Ellena terhenti, lalu menoleh ke arah Lucas. Tatapan Lucas kali ini sungguh membuat dia ingin sekali bersembunyi di tempat yang paling aman.

"Apa? Memangnya apa yang kukatakan?" Ellena mengelak. Dia berpura-pura tidak mengatakan apa pun tentang Lucas. Bodoh saja, jika sampai dia mengakuinya. Bisa jadi Lucas akan semakin dibuat geram olehnya.

"Kau pikir aku tuli, hah?" Lucas bangkit dari tempat duduk dan menghampiri Ellena. Sepertinya dia memang sudah melupakan rasa sakit di kepalanya.

"Apa?" Ellena mundur satu langkah. "Aku tidak mengatakan apa pun, Lucas," ujarnya masih berusaha menampik.

Lucas tersenyum smirk. "Sampai detik ini aku masih bingung, kenapa Tuhan mempertemukanku dengan orang sepertimu, Elle. Selain tidak menarik, kau juga sangat menyebalkan!" Lucas kemudian bergegas dari tempat itu, setelah dia berhasil membuat Ellena terperangah.

"Kalau aku menyebalkan dan tidak menarik seperti yang kau bilang, kenapa kita tidak batalkan saja perjanjian itu?" teriak Ellena yang tentu merasa tersinggung akan ucapan Lucas. Namun, sayangnya Lucas hanya mengabaikan dan masuk ke dalam kamar.

'Aku memang tidak cantik dan menarik, tetapi tidak seharusnya dia berkata seperti itu. Memangnya seburuk itu aku di mata dia? Manyebalkan!' gerutu Ellena dalam hati.

***

Di tempat lain, tepatnya di kantor perusahaan Lucas. Alex dan dua orang security tampak sedang berusaha mengamankan Selena yang memberontak ingin masuk menemui Lucas. Padahal, Alex sudah mengatakan bahwa Lucas tidak masuk kerja. Namun, Selena tidak percaya. Dia tetap memaksa, sehingga membuat Alex dan kedua security itu segera bertindak.

"Lepaskan aku! Aku ingin bertemu dengan Lucas!" teriak Selena masih berusaha memberontak.

Kedua satpam itu tampak mengapit Selena. Mereka memegang kedua belah tangan Selena dan menarik keluar wanita itu dengan sangat kasar. Hal itu tentu menjadi pusat perhatian para karyawan di kantor tersebut.

Untuk yang kedua kalinya, Selena diperlakukan seperti sampah di kantor itu. Padahal, sebelumnya semua pegawai sangat tunduk padanya. Namun, itu dulu, saat dia masih menjadi kekasih Lucas. Sekarang? Itu hanyalah mimpi baginya. Tak akan ada lagi yang memperlakukan dia seperti ratu di tempat itu.

"Sungguh wanita tidak tahu malu! Bukankah sebelumnya dia sudah pernah diusir dari kantor ini?" bisik Jesslyn kepada Kikan, karyawan di kantor itu.

"Kurasa dia sudah gila. Bagaimana mungkin dia melakukan hal yang mempermalukan dirinya sendiri seperti itu?" Kikan menanggapi sambil menggelengkan kepala.

Begitu banyak ucapan menohok yang keluar dari mulut beberapa karyawan perusahaan. Namun, ada juga yang bersikap tidak peduli akan aksi Selena saat itu.

Cibiran demi cibiran terlontar dari mulut beberapa karyawan di sana. Mereka memang tidak tahu apa yang terjadi dengan hubungan Lucas dan Selena sehingga batal menikah. Namun, melihat sikap Lucas yang memperlakukan Selena seperti itu, tentu mereka bisa menyimpulkan bahwa wanita itu telah berbuat kesalahan yang sangat fatal.

Namun, ada hal yang membuat mereka bingung. Sebenarnya, bagaimana hubungn Lucas dengan Ellena? Kenapa Lucas lebih memilih Ellena, seorang karyawan biasa yang tentu tidak sebanding dengan Selena?

Pernikahan Ellena dan Lucas yang baru tiga hari ini, menjadi pertanyaan besar bagi seluruh karyawan. Hal itu masih hangat diperbincangan oleh mereka.

"Tidak! Biarkan aku menemui Lucas!" jerit Selena yang masih meronta minta dilepaskan. Namun, kedua satpam itu tidak peduli, hingga akhirnya mereka berdua melempar Selena hingga terjatuh di lantai depan kantor itu.

"Jangan pernah datang ke kantor ini lagi, jika kau tidak ingin hidupmu hancur!" tegas Alex mewakili Lucas.

"Aku hanya ingin bertemu dengan Lucas. Tolong biarkan aku menemuinya, kumohon!" pinta Selena dengan posisi masih terduduk.

"Jangan mimpi! Pak Lucas sudah tidak sudi menemuimu, bahkan meski hanya melihat wajahmu saja, beliau sudah muak. Jadi, kau jangan terlalu berharap. Pak Lucas tidak mungkin kembali lagi pada wanita sepertimu!" tegas Alex yang seolah mengetahui semua kebenaran tentang Selena.