"Martin?" Ellena tertegun menatap sebuah lengkungan yang tergambar di wajah sang adik.
Entah sejak kapan Martin berada di kota ini. Memberi kejutan yang tak pernah melintas dalam imajinasi. Bukankah seharusnya pemuda itu menetap di negeri orang untuk 4 tahun ke depan? Lantas, kenapa sekarang tiba-tiba sosok itu berada di depannya.
Ini seperti mimpi. Martin yang beberapa bulan lalu pergi untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri dalam keadaan masih remaja polos, dengan postur tubuh yang seadanya, sekarang justru terlihat jelas memiliki perbedaan.
Rahang tegas dan lengan berotot, menunjukkan sisi maskulin bagi seorang pria idaman. Belum lagi wajah tampan dengan bulu-bulu halus yang mulai tumbuh di sekitar pipinya, membuat Ellena seakan-akan takjub melihat sosok pemuda itu. Ah, padahal baru beberapa bulan saja, tetapi Martin sudah mengalami banyak perubahan.
Kendati begitu, Ellena tetap bisa mengenal dengan baik sosok adik yang sudah lama dia rindukan.