"Tapi kenapa Anda ingin pergi bahkan sebelum mendengar jawaban saya?"
Sebelah alis Adley mencuat mendengarnya. Bukankah sangat jelas tadi Livia menolaknya? Tunggu, tadi wanita itu berkata tidak menolak dan tidak menerimanya. Apa dia menginginkan hal lain untuk membujuknya?
"Menikahlah denganku, Livia. Aku akan berubah dan memperlakukan dengan sangat baik sampai kau akan menyesal karena tidak segera menerima perasaanku." Adley kembali menyodorkan buket seratus batang bunga mawar merah itu kepada Livia.
Wanita itu tersenyum, lalu meraih bunga tersebut.
"Saya menerima bunga ini bukan berarti akan menikah dengan Anda, Tuan."
"Lantas?" tanya Adley semakin bingung saja. Wanita itu benar-benar mempermainkannya sepuas hati.
"Selama ini kita hanya berbicara tentang pekerjaan. Sekarang lakukanlah pendekatan dengan benar. Jika beruntung saya akan menerima perasaan Anda. Ah, untuk cincinnya, simpan saja dan pakaikan nanti saat saya telah setuju untuk menikah dengan Anda."