"Anda memecat saya, Tuan?" tanya Livia dengan hati-hati.
Pikirannya menerawang tentang kesalahan apa yang mungkin telah dia lakukan hingga membuat sang atasan tiba-tiba ingin memecatnya. Namun, sekeras apa pun wanita itu mencoba mencari, tetap saja dia tidak mendapatkan petunjuk apa pun.
Livia masih mematung. Perasaan sedih, takut, dan kecewa, kini berkecamuk dalam dirinya. Dia sedih karena harus berhenti dari pekerjaan yang disukai dan sudah sangat membantu perekonomian keluarganya. Terlebih perusahaan itu telah membuatnya merasa sangat nyaman. Takut karena bisa saja pria di hadapannya tidak hanya memberi pesangon, tetapi juga hukuman atas kesalahannya. Serta kecewa karena tidak ada surat pemberitahuan atau teguran sebelumnya. Jika ada, tentu dia tidak akan mengulang kesalahan yang sama.